GEMPA BUMI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pusat-pusat gempa di seluruh dunia, 1963–1998
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan
yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal
terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu
bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan
itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Tipe gempa bumi
☻Gempa bumi Vulkanik
Adalah gempa bumi yang di akibatkan oleh aktifitas gunung berapi.
☻Gempa bumi Runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat
lokal.
☻ Gempabumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempabumi dapat dibedakan atas :
a. Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
b. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
c. Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
d. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
e. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
f. Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .
g. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR .
Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempabumi
digolongkan atas :
a. Gempabumi dalam h > 300 Km .
b. Gempabumi menengah 80 < style=""> < 300 Km .
c. Gempabumi dangkal h < 80 Km .
Berdasarkan tipenya Mogi membedakan gempabumi atas:
a. TypeI :
Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa
pendahuluan (fore shock).
b. Type II :
Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan
selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.
c. Type III:
Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempabumi yang terjadi
besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat
berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe
swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada
tahun 1979.
- Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terhasil daripada geseran batuan di keretakan memanjang sepanjang batuan.
- Tenaga dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenali sebagai kecacatan tektonik. Kesan ini adalah seperti gelang getah ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Keterangan Gambar :
Gambar 1 (Paling Kiri) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "L"
Gambar 2 (tengah) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "P"
Gambar 3 (paling kanan): Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "S"
Gambar 1 (Paling Kiri) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "L"
Gambar 2 (tengah) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "P"
Gambar 3 (paling kanan): Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "S"
Tenaga yang
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori
dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari
beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut
dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya
mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola
pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi.
Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat
untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh
kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa
tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta,
Indonesia
pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul
05.54 WIB,
Di lihat dari intensitasnya gempa ada 2 macam :
a.
Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan
dapat di ketahui tanpa menggunakan alat.
b.
Mikriseisme , yaitu gempa bumi yang intensitasnya kecil
sekali dan hanya dapat di ketahui dengan menggunakan alat perekam.
Ilmu yang mempelajari Gempa
bumi, gelombang seismik serta perambatannya di sebut Seismologi. Dan alat untuk
mencatat gempa bumi di sebut Seismograf.
Ada 2 macam Seismograf :
a.
Seismograf Horizontal, yaitu seismograf yang mencatat
getaran bumi pada arah horizontal.
b.
Seismograf Vertikal, yaitu seismograf yang mencatat
getaran bumi pada arah Vertikal.
Penyebab terjadinya gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan
dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh
lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya
mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.Gempa bumi
biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang
paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena
materi lapisan
litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga
dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat
menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi
(jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam,
seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena
injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa
pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi
dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi
yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
Gempa bumi juga dapat menyebabkan Tsunami.
Terminologi Tsunami
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu
berarti "pelabuhan", dan nami berarti "gelombang",
sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang
pelabuhan".Istilah ini pertama kali muncul di kalangan nelayan Jepang.
Karena panjang gelombang tsunami sangat besar, pada saat berada di tengah laut,
para nelayan tidak merasakan adanya gelombang ini. Namun setibanya kembali ke
pelabuhan, mereka mendapati wilayah di sekitar pelabuhan tersebut rusak parah.
Karena itulah mereka menyimpulkan bahwa gelombang tsunami hanya timbul di
wilayah sekitar pelabuhan, dan tidak di tengah lautan yang dalam.
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang
dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat
berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau gunung meletus. Tsunami tidak
kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai
wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar.
Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena
saat mencapai daratan, gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang
tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai secara alami oleh
tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama sekali tidak berkaitan
dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk menghindari pemahaman
yang salah, para ahli oseanografi sering menggunakan istilah gelombang laut
seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara
ilmiah lebih akurat.
Ø Sebab-sebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance)
berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng,
meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami
dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan
vertikal.
Longsoran Lempeng Bawah Laut (Undersea landslides)
Gerakan yang besar pada kerak bumi biasanya terjadi di
perbatasan antar lempeng tektonik. Celah retakan antara kedua lempeng tektonik
ini disebut dengan sesar (fault). Sebagai contoh, di sekeliling
tepian Samudra Pasifik yang biasa disebut dengan Lingkaran Api (Ring
of Fire), lempeng samudra yang lebih padat menunjam masuk ke bawah lempeng
benua. Proses ini dinamakan dengan penunjaman (subduction).
Gempa subduksi sangat efektif membangkitkan gelombang tsunami.
Gempabumi Bawah Laut (Undersea Earthquake)
Gempa
tektonik merupakan salah satu gempa yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng
bumi. Jika gempa semacam ini terjadi di bawah laut, air di atas wilayah lempeng
yang bergerak tersebut berpindah dari posisi ekuilibriumnya. Gelombang muncul
ketika air ini bergerak oleh pengaruh gravitasi kembali ke posisi
ekuilibriumnya. Bila wilayah yang luas pada dasar laut bergerak naik ataupun
turun, tsunami dapat terjadi.
Aktivitas Vulkanik (Volcanic Activities)
Pergeseran
lempeng di dasar laut, selain dapat mengakibatkan gempa juga seringkali
menyebabkan peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung berapi. Kedua hal ini
dapat menggoncangkan air laut di atas lempeng tersebut. Demikian pula,
meletusnya gunung berapi yang terletak di dasar samudra juga dapat menaikkan
air dan membangkitkan gelombang tsunami.
Tumbukan Benda Luar Angkasa (Cosmic-body Impacts)
Tumbukan
dari benda luar angkasa seperti meteor merupakan gangguan terhadap air laut
yang datang dari arah permukaan. Boleh dibilang tsunami yang timbul karena
sebab ini umumnya terjadi sangat cepat dan jarang mempengaruhi wilayah pesisir
yang jauh dari sumber gelombang. Sekalipun begitu, bila pergerakan lempeng dan
tabrakan benda angkasa luar cukup dahsyat, kedua peristiwa ini dapat
menciptakan megatsunami.
Ø Karakteristik Tsunami
Perilaku gelombang tsunami sangat berbeda dari ombak laut biasa.
Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi dan dapat merambat
lintas-samudra dengan sedikit energi berkurang. Tsunami dapat menerjang wilayah
yang berjarak ribuan kilometer dari sumbernya, sehingga mungkin ada selisih
waktu beberapa jam antara terciptanya gelombang ini dengan bencana yang
ditimbulkannya di pantai. Waktu perambatan gelombang tsunami lebih lama dari
waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk mencapai tempat yang sama.
Periode tsunami cukup bervariasi, mulai dari 2 menit hingga lebih dari
1 jam. Panjang gelombangnya sangat besar, antara 100-200 km. Bandingkan dengan
ombak laut biasa di pantai selancar (surfing) yang mungkin
hanya memiliki periode 10 detik dan panjang gelombang 150 meter. Karena itulah
pada saat masih di tengah laut, gelombang tsunami hampir tidak nampak dan hanya
terasa seperti ayunan air saja.
Perbandingan
Gelombang Tsunami dan Ombak Laut Biasa
|
||
Parameter
|
Gelombang Tsunami
|
Ombak Biasa
|
Periode
gelombang
|
2 menit — >
1 jam
|
± 10 detik
|
Panjang
gelombang
|
100 — 200 km
|
150 m
|
Bila lempeng
samudra pada sesar bergerak naik (raising), terjadi air pasang di
wilayah pantai hingga wilayah tersebut akan mengalami banjir sebelum kemudian
gelombang air yang lebih tinggi datang menerjang.
Bila
lempeng samudra bergerak naik, wilayah pantai akan mengalami banjir
air pasang sebelum datangnya tsunami.
Bila lempeng
samudra pada sesar bergerak turun (sinking), kurang lebih pada separuh
waktu sebelum gelombang tsunami sampai di pantai, air laut di pantai tersebut
surut. Pada pantai yang landai, surutnya air bisa mencapai lebih dari 800 meter
menjauhi pantai. Masyarakat yang tidak sadar akan datangnya bahaya mungkin akan
tetap tinggal di pantai karena ingin tahu apa yang sedang terjadi. Atau bagi
para nelayan mereka justru memanfaatkan momen saat air laut surut tersebut
untuk mengumpulkan ikan-ikan yang banyak bertebaran.
Bila
lempeng samudra bergerak turun, di wilayah pantai air laut akan surut
sebelum datangnya tsunami.
Pada suatu gelombang, bila rasio antara kedalaman air dan panjang
gelombang menjadi sangat kecil, gelombang tersebut dinamakan gelombang
air-dangkal. Karena gelombang tsunami memiliki panjang gelombang yang
sangat besar, gelombang tsunami berperan sebagai gelombang air-dangkal, bahkan
di samudra yang dalam.
Gelombang air-dangkal bergerak dengan kecepatan yang setara dengan akar kuadrat hasil perkalian antara percepatan gravitasi (9,8 m/s2) dan kedalaman air laut.
Gelombang air-dangkal bergerak dengan kecepatan yang setara dengan akar kuadrat hasil perkalian antara percepatan gravitasi (9,8 m/s2) dan kedalaman air laut.
v = velocity (kecepatan)
g = gravitation (9,8 m/s2)
d = depth (kedalaman)
Sebagai contoh, di Samudra Pasifik, dimana kedalaman air rata-rata
adalah 4000 meter, gelombang tsunami merambat dengan kecepatan ± 200 m/s
(kira-kira 712 km/jam) dengan hanya sedikit energi yang hilang, bahkan untuk
jarak yang jauh. Sementara pada kedalaman 40 meter, kecepatannya mencapai ± 20
m/s (sekitar 71 km/jam), lebih lambat namun tetap sulit dilampaui.
Energi dari gelombang tsunami merupakan fungsi perkalian antara tinggi
gelombang dan kecepatannya. Nilai energi ini selalu konstan, yang berarti
tinggi gelombang berbanding terbalik dengan kecepatan merambat gelombang. Oleh
sebab itu, ketika gelombang mencapai daratan, tingginya meningkat sementara
kecepatannya menurun.
Saat
memasuki wilayah dangkal, kecepatan gelombang tsunami menurun sedangkan
tingginya meningkat, menciptakan gelombang mengerikan yang sangat merusak.
Kedalaman
(m) |
Kecepatan
(mph) |
Panjang Gelombang
(km) |
7000
|
586
|
282
|
4000
|
443
|
213
|
2000
|
313
|
151
|
200
|
99
|
48
|
50
|
49
|
23
|
10
|
22
|
10.6
|
lagi orang-orang yang berada di tengah laut bahkan tidak menyadari
adanya tsunami, gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter
atau lebih ketika mencapai wilayah pantai dan daerah padat. Tsunami dapat
menimbulkan kerusakan yang sangat parah di wilayah yang jauh dari sumber
pembangkitan gelombang, meskipun peristiwa pembangkitan gelombang itu sendiri
mungkin tidak dapat dirasakan tanpa alat bantu.
Tsunami bergerak maju ke satu arah dari sumbernya, sehingga wilayah
yang berada di daerah "bayangan" relatif dalam kondisi aman. Namun
demikian, gelombang tsunami dapat saja berbelok di sekitar daratan. Gelombang
ini juga bisa saja tidak simetris. Gelombang ke satu arah mungkin lebih kuat
dibanding gelombang ke arah lainnya, tergantung dari peristiwa alam yang
memicunya dan kondisi geografis wilayah sekitarnya.
Ø Megatsunami dan Seiche
Bukti-bukti menunjukkan bahwa megatsunami, yaitu tsunami yang mencapai
ketinggian hingga 100 meter, memang mungkin terjadi. Peristiwa yang langka ini
biasanya disebabkan oleh sebuah pulau yang cukup besar amblas ke dasar samudra.
Megatsunami juga bisa disebabkan oleh sebongkah besar es yang jatuh ke air dari
ketinggian ratusan meter. Gelombang ini dapat menyebabkan kerusakan yang sangat
dahsyat pada cakupan wilayah pantai yang sangat luas.
Satu hal yang berkaitan dengan tsunami antara lain adalah seiche,
yaitu fluktuasi atau pengalunan permukaan danau atau badan air yang kecil yang
disebabkan oleh gempa-bumi kecil, angin, atau oleh keragaman tekanan udara.
Seringkali gempa yang besar menyebabkan tsunami dan seiche sekaligus, atau
sebagian seiche justru terjadi karena tsunami.
Ø Tsunami Dengan Gelombang Tertinggi
Gelombang tsunami tertinggi yang tercatat sampai saat ini adalah
tsunami di Alaska
pada tahun 1958 yang disebabkan oleh amblasnya lempeng tektonik di Teluk
Lituya. Tsunami ini memiliki ketinggian lebih dari 500 meter dan
menghancurkan pohon-pohon dan tanah pada dinding fjord. Saat gelombang
tsunami kembali ke laut, gelombang tersebut langsung menyebar dan tingginya
menurun dengan cepat. Tingginya gelombang saat berada di pantai lebih
disebabkan karena topografi wilayahnya, daripada karena energi yang dikeluarkan
oleh peristiwa amblasnya lempeng.
Fjord, suatu teluk sempit (inlet) di
antara tebing-tebing atau lahan terjal. Biasa djumpai di Norwegia, Alaska,
Selandia Baru, dll. Sebelumnya fjord ini merupakan sungai gletser yang
terbentuk di wilayah pegunungan di kawasan pantai. Saat suhu menjadi hangat,
sungai gletser ini mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan membanjiri
lembah di sela-sela pegunungan tersebut.
Ø Tsunami Di Indonesia
Berdasarkan katalog gempa (1629 - 2002) di Indonesia pernah terjadi
tsunami sebanyak 109 kali, yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9
kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempa tektonik. Hal-hal yang
paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah:
Gempa
yang terjadi di dasar laut
Kedalaman
pusat gempa kurang dari 60 km
Kekuatan
gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter
Jenis
pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun
Ø Tsunami di Samudra Hindia - 26 Desember 2004
26 Desember 2004 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Ya, setelah sekian lama, kita mengalami musibah besar yang bukan hanya melanda
negeri kita, tapi juga negeri-negeri lain seperti Thailand, Bangladesh, India,
Sri Lanka, bahkan Maladewa, Somalia, Kenya, dan Tanzania yang berada di Afrika.
Tsunami yang melanda Aceh dan sebagian Sumatera Utara, sebelumnya ditandai
dengan gempa berkekuatan 9,15 magnitudo momen. Ratusan ribu orang tewas, belum
lagi korban luka-luka dan korban materi. Jumlah korban yang sangat besar
membuat tsunami ini merupakan tsunami paling mematikan sepanjang sejarah dunia.
Sayangnya, kita tidak memiliki sistem peringatan dini seperti halnya
yang ada di Samudra Pasifik. Ini karena kita memang jarang mengalami musibah
tsunami. Tsunami terakhir yang cukup besar di Indonesia terjadi pada tahun 1883,
yang disebabkan oleh meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda. Itu berarti
sudah lebih dari seabad yang lalu. Setelah ada tsunami ini, UNESCO dan
lembaga-lembaga lainnya di dunia mulai merintis pengembangan sistem pengawasan
tsunami global untuk wilayah di sekitar Samudra Hindia.
Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21
30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan
gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan
Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang-Pariaman,
Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap
dalam reruntuhan bangunan. Padang merupakan
salah satu wilayah Indonesia
yang rawan gempa. Letak kota ini yang berada di
atas patahan lempeng Indo-Ausralia dan lempeng Eurasia
menyebabkan wilayah ini kerap dilanda tremor dan sesekali gempa bumi.
Gempa petang ini bukan pertama bagi Padang. Sebelumnya, sepanjang kurun 2004-2008, gempa besar pernah melanda wilayah ini. Gempa kali ini menurut United States Geological Survey berkekuatan 7,9 pada Skala Ritcher. Gempa Padang, menurut lembaga ini, masih merupakan rangkaian gempa yang terjadi di Samoa Barat di Kepulauan Pasifik pagi ini yang menewaskan 100 orang lebih. Situs Reuters mengutip pendapat beberapa geologis menyebut hal yang sama mungkin juga akan terjadi di Padang.
Gempa petang ini bukan pertama bagi Padang. Sebelumnya, sepanjang kurun 2004-2008, gempa besar pernah melanda wilayah ini. Gempa kali ini menurut United States Geological Survey berkekuatan 7,9 pada Skala Ritcher. Gempa Padang, menurut lembaga ini, masih merupakan rangkaian gempa yang terjadi di Samoa Barat di Kepulauan Pasifik pagi ini yang menewaskan 100 orang lebih. Situs Reuters mengutip pendapat beberapa geologis menyebut hal yang sama mungkin juga akan terjadi di Padang.
“Padang
suatu saat bakal mengalami guncangan gempa hebat karena lokasinya (di patahan
dua lempeng) itu,” demikian analisa mereka.
Menurut situs ini, pendidikan kebencanaan perlu dilakukan segera di wilayah ini, karena warganya akan selalu hidup di bawah ancaman gempa. Mengutip pendapat Hugh Goyder, konsultan United Nations International Strategy for Disaster Reduction, Padang membutuhkan infrastruktur yang memadai, termasuk tata kota yang memudahkan upaya penyelamatan jika terjadi bencana hebat.
Menurut situs ini, pendidikan kebencanaan perlu dilakukan segera di wilayah ini, karena warganya akan selalu hidup di bawah ancaman gempa. Mengutip pendapat Hugh Goyder, konsultan United Nations International Strategy for Disaster Reduction, Padang membutuhkan infrastruktur yang memadai, termasuk tata kota yang memudahkan upaya penyelamatan jika terjadi bencana hebat.
2 September
2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter
mengguncang Tasikmalaya, Indonesia.
Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya
karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian
warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun
1906
Sebagian jalan layang yang runtuh
akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik
mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada
skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala
Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga
kehilangan tempat tinggal.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala
Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih
dari 1.500 orang tewas.
26 Desember
2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0
skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
26 Desember
2003 - Gempa bumi
kuat di Bam, barat daya Iran
berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
21 Mei 2002 - Di utara Afganistan,
berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
26 Januari
2001 - India, berukuran 7,9
pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang.
30 Mei 1998 - Di utara Afganistan
dan Tajikistan
dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
30
September 1993 -
Di Latur, India dengan ukuran
6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
12 Desember
1992 - Di Flores, Indonesia
berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
7 Desember
1988 - Barat laut Armenia,
berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
19
September 1985 -
Di Mexico Tengah
dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
16 September
1978 - Di timur laut
Iran, berukuran 7,7
pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan
besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor
Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares
(Bucureşti).
28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8
pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
29 Februari
1960 - Di barat daya
pesisir pantai Atlantik
di Maghribi
pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan
memusnahkan seluruh kota Agadir.
1 September
1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran
8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Penanganan korban Gempa
Bumi
Keberadaan
tenaga medis dalam jumlah cukup perlu diupayakan, terutama pada satu bulan
pertama pascagempa, yang merupakan periode kritis. Ditambah kecukupan pangan
dan tempat tinggal, keberadaan tenaga medis akan menekan jumlah kesakitan dan
kematian. ”Satu bulan pertama sangat penting,” Sementara itu, warga korban
butuh penanganan medis secepatnya. Di antara para korban terdapat anak-anak,
orang tua, dan ibu hamil, yang merupakan golongan rentan yang perlu
pendampingan.
mengirim dokter
spesialis penyakit anak, psikiatri, spesialis kebidanan, ahli gizi, dan
kesehatan.
Pascagempa
perlu kewaspadaan terhadap penyakit leptospirosis, yang bakterinya disebarkan
tikus. ”Untuk mencegah, segera bersihkan puing bangunan sumber sarang tikus,”
Penyebaran leptospirosis tergolong serius. Penderita merasakan demam, sakit
kepala parah, nyeri otot, mata memerah, hingga muntah-muntah yang mematikan.
Tsunami Aceh dan gempa Yogyakarta memberi
pelajaran pentingnya pembersihan puing bangunan.Penyakit lain adalah infeksi
saluran pernapasan atas, infeksi mata, diare, dan penyakit kulit. ”Depresi
warga korban juga perlu penanganan khusus,”.
Secara
khusus, tim kesehatan juga harus menyiarkan obat yang mungkin dibutuhkan, di
antaranya obat-obatan tetes mata, obat sirup batuk dan pilek untuk bayi, obat
flu dewasa, obat batuk, salep antijamur dan antiinfeksi, serta obat analgetik.
Terkait
dengan pemulihan kondisi psikis dan sosial, salah satu rekomendasinya adalah
melibatkan langsung korban dalam proses pemulihan pascagempa. Secara langsung,
peran dan tenaga korban diorganisasi untuk penanganan kedaruratan, seperti
membangun dapur umum, termasuk menentukan apa yang mereka butuhkan.Memanjakan
korban dengan sejumlah penyerahan bantuan seremonial tidak banyak membantu.
”Jadikan korban sebagai subyek dalam pemulihan, bukan obyek,”
Tips & Trik
Beton Ringan Aerasi : Alternatif solusi mengurangi resiko gempa bumi
Indonesia
adalah salah satu negara yang paling banyak kemungkinan terjadinya gempa bumi.
Kepulauan Indonesia
terbentuk di sepanjang garis pergeseran antara lempengan tektonik Australia
dan Pasific. Pergeseran antara kedua lempengan tektonik tersebut kerap
menimbulkan terjadinya gempa bumi Tektonik.
Disamping
itu, di Indonesia juga terdapat lebih dari 400 gunung berapi, dimana 100
diantaranya masih aktif dan dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi Vulkanik.
Fakta tercatat, Indonesia
mengalami tiga kali getaran dalam sehari, gempa bumi sedikitnya satu kali dalam
sehari dan sedikitnya satu kali letusan gunung berapi dalam setahun.
Prinsip-prinsip
Perencanaan Tahan Gempa.
Sebagai suatu
negara yang beresiko tinggi terhadap bahaya gempa bumi maka pembangunan rumah
dan gedung di Indonesia
harus memenuhi prinsip-prinsip perencanaan tahan gempa.
Daktilitas.
Rumah dan
gedung dan semua unsur penahan gempa harus direncanakan dan diberi pendetailan
sedemikian rupa sehingga berperilaku secara daktail. Suatu struktur bangunan
dapat dianggap daktail apabila memenuhi syarat-syarat dan direncanakan menurut
prinsip-prinsip perencanaan kapasitas sesuai dengan pedoman perencanaan yang
telah ditetapkan.
Konfigurasi bentuk
bangunan.
Konfigurasi
bentuk bangunan baik secara horizontal maupun secara vertical sejauh keadaan
memungkinkan hendaknya diletakkan sesimetris mungkin terhadap pusat massa dari bangunan
tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya pemusatan gaya gempa pada titik-titik tertentu pada
struktur bangunan.
Diafragma dan ikatan lantai.
Sistem ikatan
horizontal atau diafragma pada tiap-tiap lantai tingkat harus direncanakan
untuk membagi beban-beban geser tingkat akibat gempa kepada unsur-unsur penahan
gempa dalam tingkat itu sebanding dengan kekakuan lateral masing-masing.
Hubungan dinding antar lantai dan atap.
Dinding-dinding
beton dan dinding pasangan harus dijangkarkan kepada semua lantai dan atap,
yang diperlukan untuk menghasilkan dukungan atau stabilitas horizontal kepada
dinding-dinding tersebut.
Hubungan antar pondasi.
Pondasi-pondasi
setempat dari suatu gedung harus saling berhubungan dalam dua arah yang pada
umumnya saling tegak lurus oleh unsur-unsur penghubung yang direncanakan
terhadap gaya aksial tarik dan tekan sebesar 10 % dari beban vertikal maksimum
pada pembebanan dengan gempa pada salah satu pondasi yang dihubungkan.
Bobot yang ringan.
Beton ringan
aerasi Hebel yang diproduksi dengan teknologi Jerman adalah salah satusolusi
untuk mengurangi resiko dari bencana gempa bumi. Karena bobotnya yang ringan
maka gaya gempa
yang diterima bangunan akan jauh berkurang.
Hal ini
terjadi karena besarnya gaya
gempa yang diterima suatu bangunan tergantung dari besarnya percepatan gempa
dan berat total dari bangunan itu sendiri. Semakin berat suatu bangunan maka
semakin besar pula gaya
gempa yang akan terjadi pada bangunan tersebut
F = m . a
F = besarnya gaya gempa yang diterima
m = massa
atau berat total bangunan
a = percepatan gempa
Kekuatan yang relatif seragam di segala
arah.
Pada saat
terjadinya gempa bumi, dinding bangunan tidak hanya menerima beban vertikal,
tetapi juga akan menerima beban horizontal ataupun diagonal. Blok beton ringan
aerasi Hebel yang direkatkan dengan perekat tipis seperti Prime Mortar PM - 100
memiliki kekuatan yang relatif seragam di segala arah dibandingkan dengan
pasangan dinding batu bata.
Hal ini
membuat dinding Hebel memiliki ketahanan yang lebih baik pada saat terjadinya
gempa bumi. Di bawah diperlihatkan perbandingan kekuatan antara dinding Hebel
dengan dinding batu bata yang ditinjau dari arah vertikal, horizontal dan diagonal.
Ketahanan terhadap kebakaran.
Gempa bumi
sering kali diikuti oleh terjadinya bahaya kebakaran. Hal ini terjadi karena
pada saat terjadinya gempa bumi, besar kemungkinan terjadinya kompor, lilin
atau lampu penerangan yang terjatuh, terjadinya sambungan arus pendek pada
instalasi listrik dan lain sebagainya yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Dibandingkan
dengan alternatif bahan ringan lainnya seperti kayu, beton ringan aerasi Hebel
memiliki ketahanan terhadap kebakaran yang jauh lebih baik. Di beberapa negara
penggunaan beton ringan aerasi Hebel dapat mengurangi biaya polis asuransi
kebakaran.
Sejak lama
beton ringan aerasi Hebel telah digunakan di daerah rawan gempa seperti di
Jepang, Turki dan Mexico.
Beton Ringan Aerasi Hebel terbukti di banyak negara menjadi salah satu solusi
terbaik untuk mengurangi resiko dari bahaya gempa bumi.
10 Gempa Bumi Paling Mematikan Di
Dunia
Gempa bumi adalah getaran yang
terjadi di permukaan bumi yang dikarenakan oleh adanya pergerakan kerak
atau lempeng bumi. Alat pengukur atau pencatat gempa bumi disebut
dengan seismometer atau dikenal juga dengan nama seismograph. Besarnya suatu gempa bumi dinyatakan dalam Skala Richter.
Gempa bumi kebanyakan terjadi karena adanya pelepasan energi karena
adanya lempengan atau kerak bumi yang bergerak, disamping itu juga bisa
disebabkan karena adanya pergerakan magma dalam gunung berapi, adanya
penumpukan sejumlah massa air yang besar di balik dam dan juga bisa
disebabkan dari peledakan bahan peledak.
Berikut
adalah 10 Gempa Bumi Paling Mematikan Di Dunia:
1.
Gempa Bumi Shaanxi
Gempa bumi paling mematikan dalam sejarah yang terjadi pada 14
Februari 1556 di Shaanxi, Cina diperkirakan menewaskan tidak kurang
dari 830.000 orang. Gempa bumi ini tercatat sebesar 8.0 skala richter.
Gempa bumi paling mematikan dalam sejarah yang terjadi pada 14
Februari 1556 di Shaanxi, Cina diperkirakan menewaskan tidak kurang
dari 830.000 orang. Gempa bumi ini tercatat sebesar 8.0 skala richter.
2.
Gempa Bumi Tangshan
Gempa bumi ini terjadi pada 28 Juli 1976 di Tangshan Hebei,
china. Gempa bumi ini diperkirakan menewaskan sekitar 255.000 orang.
Gempa ini berlangsung pada pagi hari dan diperkirakan berlangsung dalam
waktu 10 detik dengan skala 8.o Richter.
Gempa bumi ini terjadi pada 28 Juli 1976 di Tangshan Hebei,
china. Gempa bumi ini diperkirakan menewaskan sekitar 255.000 orang.
Gempa ini berlangsung pada pagi hari dan diperkirakan berlangsung dalam
waktu 10 detik dengan skala 8.o Richter.
3.Gempa
Bumi Haiyuan
Gempa bumi yang terjadi pada 16 Desember 1920 di kota Haiyuan,
Ningxia, China ini mengakibatkan setidaknya 240.000 jiwa melayang.
Besarnya gempa Haiyun sekitar 7.8-8.5 skala richter.
Gempa bumi yang terjadi pada 16 Desember 1920 di kota Haiyuan,
Ningxia, China ini mengakibatkan setidaknya 240.000 jiwa melayang.
Besarnya gempa Haiyun sekitar 7.8-8.5 skala richter.
4. Gempa Bumi Aleppo
Gempa bumi yang berpusat di kota Aleppo, Syria pada 11 Oktober
1138 ini menewaskan setidaknya 230.000 orang. Besarnya gempa yang
terukur sebesar 8.5 skala richter.
Gempa bumi yang berpusat di kota Aleppo, Syria pada 11 Oktober
1138 ini menewaskan setidaknya 230.000 orang. Besarnya gempa yang
terukur sebesar 8.5 skala richter.
5.
Gempa Bumi Samudera India
Gempa bumi ini terjadi pada 26 Desember 2004 di Samudra Hindia,
lepas pantai barat Aceh. Gempa ini berkekuatan 9.3 skala Richter, yang
merupakan gempa bumi terbesar di asia tenggara dalam kurun waktu 40
tahun belakangan ini. Gempa bumi ini juga menyebabkan terjadinya
gelombang tsunami dan menewaskan kurang lebih 230.000 jiwa.
Gempa bumi ini terjadi pada 26 Desember 2004 di Samudra Hindia,
lepas pantai barat Aceh. Gempa ini berkekuatan 9.3 skala Richter, yang
merupakan gempa bumi terbesar di asia tenggara dalam kurun waktu 40
tahun belakangan ini. Gempa bumi ini juga menyebabkan terjadinya
gelombang tsunami dan menewaskan kurang lebih 230.000 jiwa.
6.
Gempa Bumi Damghan
Gempa bumi ini berpusat di negara Iran pada tahun 856 dan menewaskan setidaknya 200.000 jiwa.
Gempa bumi ini berpusat di negara Iran pada tahun 856 dan menewaskan setidaknya 200.000 jiwa.
7.
Gempa Bumi Ardabil
Gempa bumi yang mengakibatkan korban jiwa sebesar 150.000 jiwa ini berpusat di Iran pada tahun 893.
Gempa bumi yang mengakibatkan korban jiwa sebesar 150.000 jiwa ini berpusat di Iran pada tahun 893.
8.
Gempa Bumi Hokkaidō
Gempa bumi Hokkaidō terjadi di Jepang pada tahun 1730 dan menewaskan sekurangnya 137.000 jiwa melayang.
Gempa bumi Hokkaidō terjadi di Jepang pada tahun 1730 dan menewaskan sekurangnya 137.000 jiwa melayang.
9.
Gempa Bumi Ashgabat
Gempa bumi ini menewaskan sekitar 110.000 korban jiwa di
Ashgabat, Turkmenistan pada 5 Oktober 1948. Gempa bumi tercatat sebesar
7.3 skala richter.
Gempa bumi ini menewaskan sekitar 110.000 korban jiwa di
Ashgabat, Turkmenistan pada 5 Oktober 1948. Gempa bumi tercatat sebesar
7.3 skala richter.
10.
Gempa Bumi Kanto
Gempa bumi Kanto berpusat di dataran Kanto di Pulau Honshu Jepang
pada tanggal 1 September 1923 dan menewaskan sekitar 105.000 orang.
Gempa bumi ini diperkirakan sebesar 7.9-8.4 skala richter.
Gempa bumi Kanto berpusat di dataran Kanto di Pulau Honshu Jepang
pada tanggal 1 September 1923 dan menewaskan sekitar 105.000 orang.
Gempa bumi ini diperkirakan sebesar 7.9-8.4 skala richter.
Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan
yang dahsyat; dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang
dikandung)-nya; dan manusiapun bertanya; “apa yang terjadi pada bumi ini? Pada
hari itu, bumi menyampaikan beritanya; karena sesungguhnya Allah SWT, Tuhanmu
telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya…. ( Al Qur’an, Surat Al Zalzalah; 1-5). Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Indonesia.
Apa itu gempa bumi? Bagaimana proses gempa bumi terjadi? Mengapa Indonesia
masuk dalam wilayah yang sangat rentan terhadap terjadinya bencana alam gempa
bumi? Siapa yang memperkenalkan Skala Richter untuk mengukur kekuatan guncangan
akibat gempa bumi?
Lempeng Samudera
yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di
zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan
mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu
menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan.
Akibatnya di zona-zona
itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng
terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi
secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang
disebut gelombang gempa bumi.
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng
utama dunia yaitu Lempeng Australia, Eurasia,
dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai
barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan
kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah
selatan. Antara lempeng Australia
dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara
ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi.
Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering
terjadi gempa bumi.
Intensitas gempabumi adalah tingkat
kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya. Angkanya ditentukan dengan
menilai kerusakan yang dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan,
dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified
Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Magnituda adalah parameter gempa
yang diukur berdasarkan yang terjadi pada daerah tertentu, akibat goncangan
Gempa bumi yang saat ini begitu banyak terjadi dimuka bumi bukanlah
peristiwa alam biasa, melainkan ini adalah proses menuju kehancuran bumi yang
entah kapan terjadinya yang tahu hanya Allah Swt.saat Indonesia
adalah negara yang paling banyak mengalami gempa, banjir, gunung meletus dan
yang lainnya. sebagai seorang muslim tentunya ada beberapa hal yang perlu
dilakukan tatkala peristiwa alam terjadi pertama :Bersabar :
inilah kunci pertama dari seorang hamba yang beriman dalam segala hal seorang
muslim harus tetap bersabar dan Allah akan melihat reaksi apa yang akan muncul
ketika seorang muslim ditimpa musibah. jika dalam menghadapi musibah dia
bersabar maka ALLAH akan menaikkan satu tingkat derajat keimanannya, sebaliknya
tatkala seorang hamba ditipa musibah kemudian dia marah maka Allah akan murka
atas sikapnya dan menurunkan derajat keimanannya. Kedua :Mengucapkan Innalillhi
wainnalillahiroji'un sesungguhnya ini dari Allah maka akan kembali juga
kepada Allah. Jasad kita, hati kita, pakaian kita anak istri kita, dan segala
yang ada dibumi ini merupakan ciptaan Allah sungguh manusia tidak memiliki
apapun dunia hingga dirinya sendiri semuanya berasal dari Allah dan suatu satu
saat Ibarat sebuah film, dunia saat ini telah berada pada episode menjelang The
End. Bayangkan, sudahlah kita dijuluki Ummat Akhir Zaman, lalu dari lima babak
perjalanan Ummat Akhir Zaman yang beriman ini, kita berada di babak keempat
pula. Berarti, kita wajib mempersiapkan diri menyongsong babak final Akhir
Zaman. Masa transisi dari babak keempat menuju babak kelima kata Nabi saw bakal
diwarnai banyak ujian dan fitnah yang kian menghebat sehingga sebagian ulama
menyebutnya sebagai era Huru-hara Akhir Zaman. Tidak ada sutradara manapun yang
menulis skenario untuk mengecewakan para penonton. Sutradara selalu memastikan
bahwa jagoan atau the Good Guys keluar sebagai pemenang atas para penjahat (the
Bad Guys). SubhaanAllah, apalagi Allah Ta’ala, sebaik-baik Penulis Skenario.
Pastilah Allah berrencana memenangkan tentaraNya atas tentara Dajjal atau
hizbusy-syaithan. Namun, sebagaimana semua film pada umumnya, mustahil jagoan
menang sebelum melalui episode yang paling seru dan dahsyat. Artinya, mustahil
babak kelima akan datang bila Ummat Islam berharap mencapainya sekedar dengan
berjalan melalui taman-taman bunga. Sudah sewajarnya bilamana peralihan babak
keempat menuju babak kelima melewati bukit-bukit berbatu dan jurang-jurang
curam diwarnai deraian airmata bahkan sangat mungkin bersimbah darah. Sebab
mustahil para penguasa diktator babak keempat akan menyerahkan begitu saja
kepemimpinan kepada orang-orang beriman dan beramal sholeh kecuali melalui
sebuah perlawanan yang keras. Satu hal yang pasti, masa transisi itu mustahil
sekedar melalui meja perundingan, apalagi sekedar melalui permainan pertarungan
“kotak suara”. Wallahu ‘alam bish-shawwaab.-
Tindakan Penyelamatkan diri saat terjadi Gempa
Bagaimana cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa ?
1.Tetap tenang dan carilah jalan keselamatan
Berlindung dibalik meja terdekat dan lindungi kepala anda (dengan bantal atau sesuatu). Pada saat terjadinya gempa, furniture atau barang-barang lain mungkin dapat terjatuh menimpa anda. Sangatlah penting untuk melindungi kepala.
Segera membuka pintu untuk memastikan adanya jalan untuk evakuasi setelah gempa selesai. Gempa dapat memacetkan pintu dan membuatnya susah dibuka.
Jangan terburu-buru keluar. Biasanya gempa yang kuat akan berhenti dalam beberapa menit. Carilah tempat berlindung di ruang tempatmu berada, dan tetaplah disana sampai gempa berakhir.Terburu-buru keluar dengan panik bisa menyebabkan kejatuhan reruntuhan kecil bagian dari bangunan seperti kaca atau sign,
2.Cegah timbulnya api
Matikan semua alat yang dapat menyebabkan timbulnya api, seperti kompor, atau lampu petromax
Matikan alat listrik, dan cabut kabelnya.
Sesudah selesai gempa, matikan sumber listrik.
Siapkan fire extinguisher atau air untuk berjaga-jaga jika terjadi munculnya api.
Jika melihat api, berteriaklah bahwa ada api atau kebakaran.
3. Menjauhlah dari jalan sempit, tebing, walled street and jurang
Jangan berdiri dekat dinding rumah untuk melindungi diri dari kejatuhan atap, seng.
Menjauhlah dari tebing atau jurang untuk melindungi diri dari kemungkinan terjadinya longsor akibat getaran tanah.
4. Ikuti prosedur evakuasi
Evakuasilah dengan berjalan kaki.Bawalah hanya barang-barang personal yang diperlukan.Sebaiknya menghindari evakuasi dengan mobil, karena dapat menghambat traffic dan menghalangi ambulance atau pemadam kebakaran.
Jika terjadi terjadi tsunami
Jika sedang berada di pantai, segera berlindunglah ke tempat tinggi saat merasakan gempa yang cukup kuat (lebih dari skala 4), atau merasakan getaran lemah tapi lama.
Perhatikan radio atau berita untuk informasi yang berkaitan dengan kemunculan tsunami.
Menjauhlan dari tempat yang pernah terjadi longsor atau terdapat longsor.
Diperlukan waktu yang cukup bagi petugas untuk menginformasikan adanya tsunami. Tsunami dapat saja mencapai pantai sebelum itu, maka segeralah berlindung.
5. Yakinlah bahwa anda menerima informasi yang benar
Ikuti berita di TV atau radio
Ikutilah perintah dari pemerintah setempat, dinas kebakaran, atau kepolisian.
Jangan menggunakan telepon untuk hal yang tidak perlu, seperti menelepon dinas kebakaran atau rescue untuk menanyakan berita atau status bencana.
6. Sediakan first-aid
untuk luka ringan dan bekerjasamalah dengan yang lain.
Bekerjasamalah
dengan rescue team
Jika sedang berada di mobil.
Segeralah pinngirkan mobil anda, dan matikan mesin
Dengarkan radio atau ikuti instruksi dari polisi
Evakuasi dengan berjalan kaki. Pada saat gempa, sulit untuk mengendalikan kendaraan. Kesulitannya sama seperti mengemudi dengan ban yang rata(licin)
Jika sedang berada di mobil.
Segeralah pinngirkan mobil anda, dan matikan mesin
Dengarkan radio atau ikuti instruksi dari polisi
Evakuasi dengan berjalan kaki. Pada saat gempa, sulit untuk mengendalikan kendaraan. Kesulitannya sama seperti mengemudi dengan ban yang rata(licin)
Some fact:
18 dari 28 kematian pada kejadian gempa di Miyagi Prefectur, Jepang (1978) adalah disebabkan karena kejatuhan batu dan batako dari dinding
Gempa Kobe (Hanshin-Awaji Earthquake) yang mengakibatkan kerusakan besar pada tahun 1995, berlangsung sekitar 14 detik.
Dalam gempa besar Kobe (disebut juga Hanshin-Awaji Earthquake), sekitar 30% dari kebakaran disebabkan oleh induksi listrik
Dalam North Ridge Earth quake yang terjadi di Los Angeles, kebakaran disebabkan karena kebocoran gas.
18 dari 28 kematian pada kejadian gempa di Miyagi Prefectur, Jepang (1978) adalah disebabkan karena kejatuhan batu dan batako dari dinding
Gempa Kobe (Hanshin-Awaji Earthquake) yang mengakibatkan kerusakan besar pada tahun 1995, berlangsung sekitar 14 detik.
Dalam gempa besar Kobe (disebut juga Hanshin-Awaji Earthquake), sekitar 30% dari kebakaran disebabkan oleh induksi listrik
Dalam North Ridge Earth quake yang terjadi di Los Angeles, kebakaran disebabkan karena kebocoran gas.
Tindakan Tanggap Gempa – yg perlu dilakukan saat terjadi gempa
Daripada
beredar isu ga jelas yang membuat khawatir, lebih baik kita berdoa dan
berpasrah diri kepada Allah SWT agar kita selalu dalam lindunganNya.
Berikut ini
saya dapat informasi tips-tips yang harus kita lakukan pada saat terjadi gempa
untuk meminimalisir terjadinya resiko cedera maupun kematian. Namun terlepas
dari itu semua, Allah adalah yang berkehendak dan berkuasa atas umatNya, jika
maut sudah menyapa, tiada seorangpun yang bisa menghindarinya. Subhanallah.
Jika gempa bumi
menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.
Di
dalam rumah
Getaran akan
terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk
melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja,
lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka
matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran. Di Indonesia, rata-rata
kompor gas yang digunakan adalah LPG yang dapat dengan mudah terdispersi dengan
udara, beda dengan gas alam yang akan tetap berada di atas permukaan tanah.
Oleh karena itu, jika terjadi kebocoran gas akibat gempa, segera upayakan untuk
membuka semua pintu, jendela agar gas dapat keluar dari rumah dan tidak memicu
kebakaran.
Usahakan
memiliki tempat khusus untuk menyimpan senter, obat-obatan, selimut, persediaan
air minum untuk minimal 2-3 hari, atau benda-benda lain yang sekiranya
diperlukan pada saat kondisi darurat. Usahakan pula agar semua anggota keluarga
mengetahui tempat khusus ini agar semua orang mudah menjangkaunya.
Upayakan pula
di dalam rumah memiliki radio komunikasi portabel macam walkie talkie atau HT,
karena berdasarkan pengalaman di negara2 rawan gempa semisal Jepang, maupun
pengalaman saat terjadi gempa di Padang kemaren, infrastruktur komunikasi
seluler/telepon mati total, sehingga satu-satunya yang bisa digunakan adalah
alat komunikasi yang menggunakan gelombang radio.
Di
sekolah
Berlindunglah
di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika
gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
Di luar
rumah
Lindungi kepada
anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame.
Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
Di
gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
petugas atau satpam. Apabila sering berada di lokasi-lokasi seperti ini, kenali
dan hafalkan titik-titik kumpul dan jalur emergency exit agar anda dapat dengan
mudah menyelematkan diri jika terjadi kondisi darurat.
Di
dalam lift
Jangan
menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan
getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda
terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
Di
kereta api
Berpeganganlah
dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari
petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun
akan mengakibatkan kepanikan.
Di
dalam mobil
Saat terjadi
gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda
akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi
persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti
instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil,
biarkan mobil tak terkunci.
Di
gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor
terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir
pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan
tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri
pertolongan
Sudah dapat
diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada
orang-orang yang berada di sekitar anda.
Dengarkan
informasi
Saat gempa bumi
besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan,
penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan
informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang
berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak
jelas. Anda juga dapat memanfaatkan radio komunikasi macam HT untuk
mendengarkan siaran/broadcast komunikasi pihak yang berwajib lewat frekuensi
tertentu. Tapi harus diingat, frekuensi ini terbatas untuk komunikasi pihak
berwajib, anda tidak boleh ikut berpartisipasi di dalamnya, cukup mendengarkan
saja.
Berikut ini
adalah cara orang Jepang menyelamatkan diri dari gempa, yang tentu saja patut
kita tiru karena seperti kita ketahui, Jepang adalah negara yang paling sering
mengalami bencana gempa bumi:
- Masyarakat Jepang rajin melakukan pelatihan bencana. Di dekat pintu, mereka mempersiapkan ransel yang berisi air botolan, makanan kering atau makanan kalengan, obat-obatan P3K, uang tunai, pakaian kering, radio, senter, dan beberapa baterai pengganti. Masyarakat bisa menambahkan suplemen, kacamata, obat-obatan khusus, atau makanan bayi dalam tas khusus mereka. Alat-alat penyelamatan gempa bahkan dijual di supermarket.
- Pelatihan menghadapi bencana dilakukan secara rutin, bahkan dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah-sekolah dasar.
- Kekayaan Jepang sebagian diinvestsasikan untuk membangun gedung dan infrastruktur tahan gempa. Mahal memang, tapi menurut ahli, kebijakan ini terbukti telah menyelamatkan ribuan jiwa.
- Pemerintah daerah atau pemerintah lokal dilatih secara khusus untuk mengumumkan terjadinya bencana dan melakukan evakuasi secara cepat. Mereka juga dilatih untuk mendistribusikan makanan dan selimut di tempat-tempat penampungan.
- Masyarakat Jepang tahu mereka harus melindungi kepala dengan meja yang kuat, agar tidak kejatuhan benda-benda keras. Lalu, di bawah lindungan meja, itu, dengan cepat mereka mematikan aliran gas, dan memastikan pintu tetap terbuka untuk mengurangi resiko terjebak di antara reruntuhan.
- Penduduk Jepang dianjurkan menyimpan sepatu di bawah tempat tidur dan sepeda di halaman. Sepatu untuk mengamankan kaki dari pecahan kaca. Sedangkan sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat saat gempa.
- Masyarakat Jepang mengaktifkan peringatan gempa di telepon genggamnya. Anak-anak di sekolah memiliki pelindung kepala tahan api di mejanya masing-masing. Tak hanya itu, simulator gempa canggih juga digunakan untuk membiasakan anak-anak dengan getaran gempa.
- Pemerintah Jepang memastikan pusat energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu.
Semoga
informasi ini dapat menambah wawasan kita sehingga kita bisa menyiapkan diri
saat bencana itu datang dan jangan lupa, tetap berdoa dan berpasrah diri kepada
Allah Yang Maha Segalanya.
Waspada Gempa Berpotensi Tsunami … !!!
Waspada
Gempa Berpotensi Tsunami … !!! Gempa berskala besar akan merobohkan
apa pun di muka bumi yang tak kukuh dan rapuh. Fenomena ini bukan hanya
meruntuhkan bangunan, melainkan juga membuat tanah longsor, merekah, dan
ambles. Di luar itu, gempa di pesisir juga berpotensi menimbulkan tsunami.
Itulah serangkaian ancaman bagi penduduk di daerah rawan gempa.
Selama bumi
berputar, pergerakan lempeng-lempeng bumi yang menutupi dan mengapung di atas
magma tak akan pernah berhenti. Tumbukan antarlempeng atau kerak bumi inilah
yang menyebabkan gempa terus terjadi silih berganti di sekujur tubuh bumi ini.
Ketika satu
lokasi lapisan bebatuan di batas kerak bumi runtuh karena merapuh menahan
desakan lempeng, bebatuan itu akan mencari posisi baru yang stabil. Selama
proses ini berlangsung akan terjadi serangkaian gempa susulan, pascagempa
utama. Hal ini dapat mengakibatkan bangunan yang retak dan rapuh akhirnya
roboh.
Untuk kejadian gempa di Padang, 30 September,
terjangan gempa bahkan mencapai ratusan kali sebelum kejadian itu. Sejak gempa
di Nanggroe Aceh Darussalam, 26 Desember 2004, Padang dan sekitarnya sering diguncang gempa
berskala 4 hingga 6 skala Richter. ”Jumlahnya mencapai ratusan,” kata Sujabar,
petugas di Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Guncangan
dalam kurun waktu yang panjang secara perlahan telah melemahkan struktur
bangunan yang tidak dirancang tahan gempa, antara lain ditunjukkan dengan
keretakan tembok. Imbauan kepada masyarakat untuk melakukan perkuatan bangunan
yang rentan terhadap gempa sudah dilakukan. ”Namun, sayangnya hal ini diabaikan
karena mereka menganggap gempa besar belum pasti datang,” ujar Febrin A Ismail,
Koordinator Tenaga Ahli Kelompok Siaga Tsunami (Kogami) Sumatera Barat.
Longsor dan ambles Ancaman
lain yang mengintai setelah gempa adalah tanah longsor dan ambles. Hal ini
terjadi di daerah perbukitan karena berkurangnya tutupan lahan.
Berkurangnya areal hutan di
kawasan lereng akan membuka potensi tererosi dan longsor ketika diguyur hujan.
Kondisi ini diawali saat musim kemarau. Akibat paparan sinar matahari yang
intensif, ikatan tanah permukaan yang ”telanjang” akan melemah dan merenggang.
Longsoran umumnya terjadi pada
masa peralihan dari kemarau ke musim hujan, terutama di daerah berjenis tanah
yang mudah lepas. Ketika terguyur hujan terus-menerus, ikatan yang melemah itu
akan putus karena menanggung beban air di pori-porinya. Putusnya ikatan itu
ditandai dengan longsoran tanah. Ancaman longsor menjadi makin besar ketika di
lereng yang rapuh itu bertengger bangunan, apalagi ketika diguncang gempa.
Longsornya lereng di beberapa
daerah di Sumatera Barat pascagempa, 30 September, antara lain terpicu oleh
kondisi tersebut. Hal serupa juga terjadi di Cianjur, Jawa Barat, 2 September
2009.
Melihat kecenderungan
merambahnya areal permukiman ke daerah perbukitan akibat meningkatnya populasi
di daerah rawan gempa, pada masa-masa mendatang kejadian longsor saat gempa
seperti di Cianjur dan Padang-Solok bakal terjadi pula di daerah lereng lainnya
yang rawan gempa dan berpenduduk padat.
Selain longsor, amblesnya
permukaan juga dapat terjadi di daerah yang diterjang gempa. Akibat gempa,
sumber air di bawah tanah teraduk hingga terjadi likuifaksi atau pelembekan
tanah. Tanah yang mengalami pembebanan tinggi dan berongga akan ambles.
Efek domino Efek
domino pun dapat terjadi pada segmen kegempaan dan patahan yang berdekatan
dengan bebatuan yang runtuh yang menjadi sumber gempa. Kondisi itu antara lain
terjadi pascagempa Padang
yang keesokan harinya diikuti gempa Jambi, yang bersumber dari sesar Semangko.
”Saat ini segmen kegempaan
Mentawai pun perlu mendapat perhatian setelah gempa Padang
akhir bulan lalu,” kata Danny Hilman, pakar geologi dari Pusat Penelitian
Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Sebab, sumber gempa tersebut
berada di tepi barat segmen Mentawai—disebut megathrust—yang terbentang dari
Pulau Siberut hingga Pulau Pagai. Penelitian LIPI di Kepulauan Mentawai
menunjukkan, tahun 1650 pernah terjadi gempa di atas 8 SR di Pulau Siberut.
Tahun 1797 dan 1883 gempa berskala sama kembali muncul di daerah itu.
Kedua gempa—berdasarkan
penelitian koral dan lapisan sedimen—menimbulkan tsunami di Padang setinggi 10 meter. Adapun pemodelan
perambatan tsunami akibat gempa 8,7-8,9 SR pada 1797 dan 1833, yang dibuat
pakar tsunami ITB, Hamzah Latief, gelombang akan sampai ke pantai Padang dalam
waktu 30 menit dengan ketinggian hampir 5 meter.
Segmen Mentawai merupakan bagian
dari sistem kegempaan di barat Sumatera yang terbagi dalam empat segmen utama
(Simelue, Nias, Mentawai, Enggano). Sejak 10 tahun terakhir gempa di
segmen-segmen ini ”bertalu-talu”.
”Munculnya gempa akhir September
itu dapat mengusik segmen Mentawai yang tidur, hingga menimbulkan tsunami,”
ujar Danny.
Gempa-gempa di kepulauan di
barat Sumatera itu periode pengulangannya sekitar 200-300 tahun. Hal ini akibat
efek penunjaman dari lempeng Indoaustralia yang menekan ujung lempeng Eurasia di bawah bagian barat sesar Semangko hingga ke
kepulauan di pesisir Sumatera. Kecepatan desakan lempeng tersebut 6 hingga 7
sentimeter per tahun.
Bebatuan di ujung lempeng pada
suatu waktu akan melenting karena tidak mampu lagi menahan tekanan itu. Hal ini
ditandai dengan gempa besar, pergeseran posisi daratan di segmen itu, dan
menjauhnya pulau dari daratan beberapa meter dari posisi semula. Pascagempa
tahun 2004, kepulauan di pesisir Banda Aceh menjauh 1-3 meter.
Selain fenomena alam yang
menyertai gempa besar, dampak lain adalah ancaman penyakit, kelangkaan pangan,
serta trauma kejiwaan korban yang kehilangan harta dan keluarganya.
Karena itu, Danny mengingatkan
semua pihak di Padang
harus waspada dan melakukan antisipasi menghadapi perulangan gempa berpotensi
tsunami.
Warga melihat reruntuhan bangunan akibat gempa (Kompas)
Penduduk berupaya menyelamatkan diri ketika
gempa bumi sedang berlangsung (Kompas)
Sebuah Kompleks pertokoan di kota Padang hancur
setelah gempa kemarin. (Reuters)
Proses rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa dan
tsunami di Aceh harus idlakukan secara utuh, sehingga tidak boleh bersifat
tambal sulam," kata Yudhoyono kepada pers di Lanuma Halim Perdana
Kusumah Jakarta,
Sabtu.
Presiden yang didampingi Menko Polkumkam Widodo AS, Menhan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto serta Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi meninjau Posko Penyaluran Bantuan dari berbagai kelompok yang akan dikirim ke Aceh. Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga menyempatkan diri masuk ke sebuah pesawat Angkatan Udara Australia yang akan membawa para relawan dari Korea Selatan ke Banda Aceh. Presiden mengatakan, program rehabilitasi dan rekonstruksi itu akan memakan waktu yang cukup lama sehingga masyarakat jangan berharap akan selesai dalam beberapa minggu saja. Sementara itu, ketika ditanya wartawan tentang sampai kapan tentara-tentara asing akan berada di Aceh, Presiden Yudhoyono mengatakan, mereka masih diperlukan pada tahap Tanggap Darurat ini. Apabila tahap Tanggap darurat sudah selesai, maka pemerintah Indonesia bersama masyarakat yang akan mengatasi dampak-dampak negatif dari bencana alam tersebut. "Kehadiran tentara-tentara luar negeri itu tidak ada kaitan dengan aspek politik," tegas Presiden. Tentara asing yang berada di Aceh itu antara lain datang dari Singapura, Malaysia, Australia, serta Amerika Serikat Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh prajurit TNI yang tanpa kenal lelah membantu para korban bencana nasional ini. Ia memberi contoh parajurit TNI dengan pesawat dan helikopternya pada hari-hari pertama telah turun tangan membantu mengevakuasi para korban. Selain itu, mereka juga membantu mencari dan mengebumikan korban-korban yang sudah meninggal begitu besar murka Yang Maha Kuasa, sehingga aceh menjadi porak poranda .... sedih rasanya kalau harus melihat anak2 di aceh banyak yang terlantar dan terpisah dari orang tua ... bagaimana mana masa depan mereka ... kota yang hancur karena murka Yang Maha Kuasa mudah2an dapat dibangun kembali hanya dengan se-izinMu .... saya memang gak bisa memberikan kontribusi yang cukup berarti, tapi saya cuma bisa berdoa agar semua yang mengalami musibah tersebut dapat diberikan untuk menghadapi semuanya, diberi kemudahan untuk melanjutkan hidup, diberikan ampunan atas apapun yang telah dilakukan sehingga menyebabkan ini semua terjadi. aamiin. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar