1
Planet
bumi
I. Bumi
Bumi
|
||||||||||
Foto Bumi yang terkenal, "Kelereng Biru",
diambil dari Apollo 17
|
||||||||||
Penamaan
|
||||||||||
Terestrial, Terran, Telluric,
Tellurian, Kebumian
|
||||||||||
152.097.701 km
1,0167103335 SA |
||||||||||
147.098.074 km
0,9832898912 SA |
||||||||||
149.597.887,5 km
1,0000001124 SA |
||||||||||
0,016710219
|
||||||||||
365,256366 hari
1,0000175 tahun |
||||||||||
Kecepatan orbit
rata-rata
|
29,783 km/s
107.218 km/jam |
|||||||||
1°34'43,3"[1]
ke Bidang Invariabel |
||||||||||
348,73936°
|
||||||||||
114,20783°
|
||||||||||
1 (Bulan)
|
||||||||||
Ciri-ciri fisik
|
||||||||||
Jari-jari rata-rata
|
6,371.0 km[2]
|
|||||||||
Jari-jari khatulistiwa
|
6.378,1 km[3]
|
|||||||||
Jari-jari kutub
|
6.356,8 km[4]
|
|||||||||
0,0033528[3]
|
||||||||||
Keliling khatulistiwa
|
40.075,02 km (khatulistiwa)
40.007,86 km (meridian) 40.041,47 km (rata-rata) |
|||||||||
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
|
||||||||||
1,0832073×1012 km3
|
||||||||||
5,9736×1024 kg[7]
|
||||||||||
Kepadatan rata-rata
|
5,5153 g/cm3
|
|||||||||
11,186 km/s
|
||||||||||
0,99726968 d[9]
23h 56m 4.100s |
||||||||||
Kecepatan rotasi
|
1674,4 km/jam
|
|||||||||
23,439281°
|
||||||||||
0,367[7]
|
||||||||||
|
||||||||||
Atmosfer
|
||||||||||
Tekanan
permukaan
|
101,3 kPa (Permukaan laut)
|
|||||||||
Komposisi
|
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet
dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit).
Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang
disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan
Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi
dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar
700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di
lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah
antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama
dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan
luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi
(sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan
berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer.
Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi
dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara
Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.Bumi diperkirakan
tersusun atas inti
dalam bumi yang terdiri dari besi
nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu
4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar
yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika
setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti
oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis
di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa
bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental
Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter,
dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter.
Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan
kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Komposisi dan struktur
Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda dibandingkan gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet kebumian, dalam kedua arti, massa dan ukuran. Dari keempat planet kebumian, bumi juga memiliki kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet kebumian yang memiliki lempeng tektonik yang aktif.Bentuk
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (oblate
spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub
yang menyebabkan buncitan pada bagian katulistiwa. Buncitan ini terjadi karena
rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar
dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi
adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya
didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara
melalui kota Paris, Prancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus,
meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi
sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference
spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola
biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest
(8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan
laut). Karena buncitan katulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari
titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang
berasal dari dalam bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi
ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi
kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka bumi ini seperti
yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai
bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan
tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.
Komposisi kimia
F. W. Clarke's Table kerak oksida
|
||
Senyawa
|
Formula
|
Komposisi
|
SiO2
|
59,71%
|
|
Al2O3
|
15,41%
|
|
CaO
|
4,90%
|
|
MgO
|
4,36%
|
|
Na2O
|
3,55%
|
|
FeO
|
3,52%
|
|
K2O
|
2,80%
|
|
Fe2O3
|
2,63%
|
|
H2O
|
1,52%
|
|
TiO2
|
0,60%
|
|
P2O5
|
0,22%
|
|
Total
|
99,22%
|
Massa
bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%),
oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri
dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki
kandungan utama besi (88,8%), dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%), dan
selebihnya kurang dari 1% unsur langka. Ahli
geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47%
kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di
kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur, dan florin
adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah
silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama
silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari
berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan
perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa
99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C
2. Teori Pembentukan Bumi
Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh
karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya
tata surya kita.
Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang
Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
2. Teori Kabut Kant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
3. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
4. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini dikemukakan oleh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
2
Batuan dan mineral
3
Batuan beku
Batuan beku atau batuan igneus
(dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma
yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.
A. STRUKTUR BATUAN BEKUBerdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku
1. Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang
proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan
beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Konkordan Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
B. TEKSTUR BATUAN BEKU
Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena
terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi,
larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut
pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki
tekstur yang berbeda.
Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur
dan tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama
maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal
tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi
pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral
penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga
terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral
yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas
tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasia) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.
b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama
C. KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.
a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro, Basalt
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%
D. PENGELOMPOKAN BATUAN BEKU
Untuk membedakan berbagai
jenis batuan beku yang terdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara pengelompokan
terhadap batuan beku, Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia
batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui
analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang didasarkan kepada
tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat dengan
kasat mata.
Berdasarkan
susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar
mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya
terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik, karena
mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia membeku
lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah
basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan
mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan Andesit. Granit
dan Diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit halus.
Basalt dan Andesit adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi,
sebagai hasil pembekuan lava.
Para ahli teknik Sipil akan sangat tertarik untuk
mempelajari batuan, disamping fungsinya sebagai bahan bangunan, juga karena perannya
sebagai batuan dasar atau pondasi. Karena itu kepada mereka dianjurkan untuk
dapat mengenal beberapa jenis batuan beku yang utama di lapangan. Untuk
memperoleh data tentang sifat batuan yang diperlukan oleh para ahli Teknik
Sipil, umumnya dilakukan pengujian lapangan dan studi petrografi (mikroskopis).
Data tersebut diperlukan dalam kaitannya untuk penambangan, konstruksi bawah
permukaan atau untuk menentukan cara-cara membuat bukaan.
Batuan beku juga dapat dikelompokan berdasarkan
bentuk-bentuknya didalam kerak Bumi. Pada saat magma menerobos litosfir dalam
perjalanannya menuju permukaan Bumi, ia dapat menempati tempatnya didalam kerak
dengan cara memotong struktur batuan yang telah ada, atau mengikuti arah dari
struktur batuan. Yang memotong struktur disebut bentuk-bentuk diskordan,
sedangkan yang mengikuti struktur disebut konkordan.
E. MAGMA
Dalam siklus batuan
dicantumkan bahwa batuan beku bersumber dari proses pendinginan dan
penghabluran lelehan batuan didalam Bumi yang disebut magma. Magma adalah suatu
lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang terdiri dari
ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung
sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada
kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri
terutama dari unsur-unsur yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat.
Magma yang mempunyai
berat-jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik
melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan gunung-berapi dan
mengalir diatas permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava. Magma ketika dalam
perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai kehilangan
mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur
magma sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku
ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya
kemudian menyusun diri, menghablur dan membentuk batuan beku. Namun dalam
proses pembekuan tersebut, tidak seluruh bagian dari lelehan itu akan
menghablur pada saat yang sama. Ada
beberapa jenis mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi
dibanding dengan lainnya.
Dalam gambar berikut diperlihatkan urutan
penghabluran (pembentukan mineral) dalam proses pendinginan dan penghabluran
lelehan silikat. Mineral-mineral yang mempunyai berat-jenis tinggi karena
kandungan Fe dan Mg seperti olivine, piroksen, akan menghablur paling awal
dalam keadaan suhu tinggi, dan kemudian disusul oleh amphibole dan biotite.
Disebelah kanannya kelompok mineral felspar, akan diawali dengan jenis felspar
calcium (Ca-Felspar) dan diikuti oleh felspar kalium (K-Felspar). Akibatnya
pada suatu keadaan tertentu, kita akan mendapatkan suatu bentuk dimana
hublur-hablur padat dikelilingi oleh lelehan.
Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi,
sangat ditentukan oleh derajat kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses
pendinginan yang lambat, hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk yang
sempurna dengan ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan itu
berlangsung cepat, maka ion-ion didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan
membentuk hablur-hablur yang berukuran kecil-kecil, kadang berukuran
mikroskopis. Bentuk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak pada batuan
beku tersebut dinamakan tekstur batuan.
Disamping derajat kecepatan pendinginan, susunan
mineralogi dari magma serta kadar gas yang dikandungnya, juga turut menentukan
dalam proses penghablurannya. Mengingat magma dalam aspek-aspek tersebut diatas
sangat berbeda, maka batuan beku yang terbentuk juga sangat beragam dalam
susunan mineralogi dan kenampakan fisiknya. Meskipun demikian, batuan beku
tetap dapat dikelompokan berdasarkan cara-cara pembentukan seta susunan
mineraloginya.
F. PROSES PEMBENTUKAN MAGMA
Magma dalam kerak Bumi dapat
terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara 2 (dua) lempeng litosfir,
dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan menyusup
kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua
lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan,
ditambah dengan penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul
oleh proses peleburan sebagian dari litosfir (gambar berikut)
Sumber magma yang terjadi sebagai akibat dari
peleburan tersebut akan menghasilkan magma yang bersusunan asam (kandungan
unsur SiO2 lebih besar dari 55%). Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang
terjadi dan bersumber dari astenosfir. Magma seperti itu didapat di
daerah-daerah yang mengalami gejala regangan yang dilanjutkan dengan pemisahan
litosfir.
Berdasakan sifat kimiawinya,
batuan beku dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu: (1) Kelompok
batuan beku ultrabasa/ultramafic; (2) Kelompok batuan beku basa; (3) Kelompok
batuan beku intermediate; dan (4) Kelompok batuan beku asam. Dengan demikian
maka magma asal yang membentuk batuan batuan tersebut diatas dapat dibagi menjadi
3 jenis, yaitu magma basa, magma intermediate, dan magma asam. Yang menjadi
persoalan dari magma adalah :
Diferensiasi Magma adalah
proses penurunan temperatur magma yang terjadi secara perlahan yang diikuti
dengan terbentuknya mineral-mineral seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi
Bowen. Pada penurunan temperatur
magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk adalah mineral
Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende, Biotite (Deret tidak
kontinu). Pada deret yang kontinu, pembentukan mineral dimulai dengan
terbentuknya mineral Ca-Plagioclase dan diakhiri dengan pembentukan
Na-Plagioclase. Pada penurunan temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral
K-Feldspar(Orthoclase), kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan
terbentuknya mineral Kuarsa (Quartz). Proses pembentukan mineral akibat
proses diferensiasi magma dikenal juga sebagai Mineral Pembentuk Batuan (Rock
Forming Minerals).
Pembentukan batuan yang
berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate, dan asam dapat terjadi melalui
proses diferensiasi magma. Pada tahap awal penurunan temperatur magma, maka
mineral-mineral yang akan terbentuk untuk pertama kalinya adalah Olivine,
Pyroxene dan Ca-plagioklas dan sebagaimana diketahui bahwa mineral-mineral
tersebut adalah merupakan mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan
terbentuknya mineral-mineral Olivine, pyroxene, dan Ca-Plagioklas maka
konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat basa hingga intermediate dan
pada kondisi ini akan terbentuk mineral mineral Amphibol, Biotite dan
Plagioklas yang intermediate (Labradorite – Andesine) yang merupakan mineral
pembentuk batuan Gabro (basa) dan Diorite (intermediate). Dengan terbentuknya mineral-mineral tersebut
diatas, maka sekarang konsentrasi magma menjadi semakin bersifat asam. Pada
kondisi ini mulai terbentuk mineral-mineral K-Feldspar (Orthoclase),
Na-Plagioklas (Albit), Muscovite, dan Kuarsa yang merupakan mineral-mineral
penyusun batuan Granite dan Granodiorite (Proses diferensiasi magma ini dikenal
dengan seri reaksi Bowen).
Asimilasi Magma adalah proses meleburnya batuan
samping (migling) akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat
menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena
komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Apabila magma asalnya bersifat
asam sedangkan batuan sampingnya bersifat basa, maka batuan yang terbentuk
umumnya dicirikan oleh adanya Xenolite (Xenolite adalah fragment batuan yang
bersifat basa yang terdapat dalam batuan asam). Pembentukan batuan yang
berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate, dan asam dapat juga terjadi apabila
magma asal (magma basa) mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya.
Sebagai contoh suatu magma basa yang menerobos
batuan samping yang berkomposisi asam maka akan terjadi asimilasi magma, dimana
batuan samping akan melebur dengan larutan magma dan hal ini akan membuat
konsentrasi magma menjadi bersifat intermediate hingga asam. Dengan demikian
maka batuan-batuan yang berkomposisi mineral intermediate maupun asam dapat
terbentuk dari magma basa yang mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya.
Klasifikasi batuan beku dapat dilakukan berdasarkan kandungan mineralnya,
kejadian / genesanya (plutonik, hypabisal, dan volkanik), komposisi kimia
batuannya, dan indek warna batuannya. Untuk berbagai keperluan klasifikasi,
biasanya kandungan mineral dipakai untuk mengklasifikasi batuan dan merupakan
cara yang paling mudah dalam menjelaskan batuan beku. Berdasarkan
kejadiannya (genesanya), batuan beku dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Batuan Volcanic adalah batuan beku yang terbentuk dipermukaan atau sangat
dekat permukaan bumi dan umumnya berbutir sangat halus hingga gelas.2) Batuan Hypabysal adalah batuan beku intrusive yang terbentuk dekat permukaan bumi dengan ciri umum bertekstur porphyritic.
3) Batuan Plutonic adalah batuan beku intrusive yang terbentuk jauh dibawah permukaan bumi dan umumnya bertekstur sedang hingga kasar.
4) Batuan Extrusive adalah batuan beku, bersifat fragmental atau sebaliknya dan terbentuk sebagai hasil erupsi ke permukaan bumi.
5) Batuan Intrusive adalah batuan beku yang terbentuk dibawah permukaan bumi.
G. PENAMAAN BATUAN BEKU
Penamaan batuan beku
ditentukan berdasarkan dari komposisi mineral-mineral utama (ditentukan
berdasarkan persentase volumenya) dan apabila dalam penentuan komposisi
mineralnya sulit ditentukan secara pasti, maka analisis kimia dapat dilakukan
untuk memastikan komposisinya. Yang dimaksud dengan klasifikasi batuan beku
disini adalah semua batuan beku yang terbentuk seperti yang diuraikan diatas
(volkanik, plutonik, extrusive, dan intrusive). Dan batuan beku ini mungkin
terbentuk oleh proses magmatik, metamorfosa, atau kristalisasi metasomatism.
Penamaan batuan beku didasarkan atas Tekstur
Batuan dan Komposisi Mineral. Tekstur batuan beku adalah hubungan antar mineral
dan derajat kristalisasinya. Tekstur batuan beku terdiri dari 3 jenis (gambar
bsamping), yaitu Aphanitics (bertekstur halus), Porphyritics (bertekstur halus
dan kasar), dan Phanerics (bertekstur kasar). Pada batuan beku kita mengenal
derajat kristalisasi batuan: Holohyaline (seluruhnya terdiri dari mineral
amorf/gelas)), holocrystalline (seluruhnya terdiri dari kristal), dan
hypocrystalline (sebagian teridiri dari amorf dan sebagian kristal). Sedangkan
bentuk mineral/butir dalam batuan beku dikenal dengan bentuk mineral: Anhedral,
Euhedral, dan Glass/amorf.
Komposisi mineral utama batuan
adalah mineral penyusun batuan (Rock forming Mineral) dari Bowen series, dapat
terdiri dari satu atau lebih mineral. Komposisi mineral dalam batuan beku dapat
terdiri dari mineral primer (mineral yang terbentuk pada saat pembentukan
batuan / bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder (mineral yang
terbentuk setelah pembentukan batuan).
alam Tabel berikut
diperlihatkan jenis batuan beku Intrusif dan batuan beku Ekstrusif dan batuan
Ultramafik beserta komposisi mineral utama dan mineral sedikit yang menyusun
pada setiap jenis batuannya.
Beberapa contoh batuan beku
4
Batuan sedimen
5
Batuan metamorfosa
6
Deformasi kerak bumi
7
Waktu geologi
Diagram skala waktu geologi
waktu geologi digunakan
oleh para ahli geologi
dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi. Bukti-bukti
dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar
4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut
peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa
besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan baerbagai spesies laut. Periode yang lebih
tua, yang tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan
usianya, didefinisikan dengan umur absolut.
A. Rentang waktu
Rentang waktu kedua dan ketiga
masing-masing merupakan subbagian dari garis waktu sebelumnya yang ditandai
dengan atau tanda bintang (asterisk). Holosen, (kala terakhir) terlalu kecil untuk dapat
terlihat jelas pada garis waktu ini.
Kala/Seri
|
Peristiwa utama
|
Mulai, juta
tahun yang lalu[2] |
|||
0.011430 ± 0.00013[4]
|
|||||
Berkembangnya dan
selanjutnya punahnya banyak mamalia besar (megafauna Pleistosen).
Evolusi manusia modern secara anatomis. Awal Zaman Es
terkini.
|
1.806 ± 0.005 *
|
||||
Iklim dingin dan
kering. Australopitheca;
banyak mamalia dan moluska yang saat ini ada mulai muncul. Homo
habilis muncul.
|
5.332 ± 0.005 *
|
||||
23.03 ± 0.05 *
|
|||||
Iklim hangat; Evolusi dan
diversifikasi pada fauna pesat, terutama mamalia.
Evolusi dan penyebaran utama berbagai jenis tumbuhan berbunga modern.
|
33.9±0.1 *
|
||||
Mamalia kuno
(mis. Creodont, Condylarth, Uintatheriidae, dll)
berkembang. Munculnya beberapa keluarga mamalia "modern". Paus primitif
terdiversifikasi. Rumput
pertama. Ice
cap berkembang di Antarktika.
|
55.8±0.2 *
|
||||
Iklim tropis. Tumbuhan
modern muncul; Mamalia
terdiversikasi menjadi beberapa garis keturunan primitif menyusul kepunahan
dinosaurus. Mamalia besar pertama (sampai seukuran beruang atau kuda nil
kecil).
|
65.5±0.3 *
|
||||
Tumbuhan berbunga berkembang, bersama dengan
jenis-jenis baru insekta. Ikan bertulang sejati (Teleostei) modern mulai
bermunculan. Ammonita, Belemnoidea, Bivalvia rudist, Echinoidea
dan Porifera
umum ditemukan. Banyak jenis baru dinosaurus
(mis. Tyrannosauridae, Titanosauridae, Hadrosauridae, dan Ceratopsidae) berkembang,
juga Crocodilia modern; mosasaurus
dan hiu modern
muncul di laut. Burung
primitif perlahan menggantikan pterosaurus. Mamalia monotremata,
marsupialia
and eutheria
bermunculan. Gondwana
terpecah.
|
99.6±0.9 *
|
||||
145.5 ± 4.0
|
|||||
Gymnospermae
(terutama tumbuhan runjung, Bennettitales dan sikas) dan paku-pakuan
umum ditemukan. Banyak jenis dinosaurus, seperti sauropoda, carnosaurus, and stegosaurus.
Mamalia kecil umum ditemukan. Burung pertama dan hewan melata bersisik (Squamata). Ichthyosaurus dan plesiosaurus
berkembang. Bivalvia,
ammonita dan Belemnoidea juga banyak
dijumpai. Bulu babi sangat umum, juga lili laut,
bintang
laut, Porifera,
Brachiopoda, Terebratulida, dan Rhynchonellida.
Terpecahnya Pangaea
menjadi Gondwana
dan Laurasia.
|
161.2 ± 4.0
|
||||
175.6 ± 2.0 *
|
|||||
199.6 ± 0.6
|
|||||
Dinosaurus
mendominasi: Archosaurus di daratan, Ichthyosaurus dan Nothosaurus di lautan, dan Pterosaurus di udara. Cynodonta menjadi lebih kecil
dan lebih menyerupai mamalia; mamalia dan crocodilia pertama muncul. Dicrodium
merupakan flora umum di daratan. Banyak terdapat amfibi Temnospondylus . Ammonita sangat umum. Koral modern dan ikan
bertulang sejati (Teleostei) muncul, dan juga
banyak insekta.
|
228.0 ± 2.0
|
||||
245.0 ± 1.5
|
|||||
251.0 ± 0.4 *
|
|||||
Daratan bergabung
menjadi superbenua Pangaea, membentuk Pegunungan Appalachia.
Akhir tahap glasial Permo-Carboniferous. Reptilia Synapsida (Pelycosaurus dan Therapsida)
melimpah, sementara parareptilia dan [Amfibia Temnospondylia masih umum
ditemukan. Pada zaman Perm pertengahan, flora zaman
Karbon mulai digantikan oleh tumbuhan runjung (tumbuhan berbiji sejati pertama) dan tumbuhan
lumut sejati pertama. Kumbang dan serangga bersayap dua
berevolusi. Kehidupan laut berkembang di bagian terumbu dangkal yang hangat; Brachiopoda (Productida dan Spiriferida) , Bivalva, Foraminifera,
dan amonit Orthocerida melimpah. Kepunahan massal antara
Perm dan Trias terjadi 251 juta tahun yang lalu: 95 persen kehidupan di bumi
pun, termasuk seluruh trilobita, graptolita, dan Blastoidea.
|
260.4 ± 0.7 *
|
||||
270.6 ± 0.7 *
|
|||||
299.0 ± 0.8 *
|
|||||
C. Peristilahan
Dalam bahasa
Inggris, berturut-turut skala waktu geologi dari yang terbesar adalah eon, era,
period, epoch, dan stage. Dalam bahasa
Indonesia, eon kadang diterjemahkan menjadi masa, period
diterjemahkan menjadi periode atau zaman, sedangkan epoch
diterjemahkan menjadi kala.
Lapisan yang mengandung fosil membantu ahli
geologi untuk menyingkap sejarah bumi.
Sudah ribuan tahun Sungai Colorado menyayat
dataran yang dilaluinya. Di barat laut Arizona
telah terkikis suatu tebing yang dalamnya lebih dari satu setengah kilometer,
yang kini kita kenal dengan nama Grand Canyon.
Pada dinding tebing sungai itu tersingkap lapisan-lapisan sedimen yang
dapat menceritakan sejarah bumi hingga 600 juta tahun yang lalu.
Ahli geologi menggunakan
lapisan untuk menyusun suatu pembagian waktu geologi. Dalam pembagian atau
skala waktu ini lapisan batuan disusun menurut urutan diendapkannya. Dalam
jangka panjang, mahluk hidup mengalami evolusi dan muncul jenis-jenis baru.
Perubahan waktu ditunjukkan oleh fosil yang terdapat pada batuan itu. Bila ahli
geologi menemukan jenis fosil pada suatu batuan dan menemukan fosil sejenis
pada batuan lain, diambil kesimpulan bahwa kedua batuan itu diendapkan pada waktu
bersamaan.
Beberapa zaman dikelompokkan
menjadi satuan umur yang lebih besar, yaitu masa. Zaman kambrium
sampai perem adalah masa kehidupan primitif, dinamakan masa Paleozoikum.
Zaman-zaman trias, jura dan kapur adalah masa kehidupan tingkat menengah dan
dinamakan masa mesozoikum. Zaman tersier dan kuarter termasuk masa kehidupan
kini dan dinamakan masa kenozoikum.
Skala waktu yang agak
terperinci ini hanya sampai kira-kira 570 tahun yang lalu, pada awal zaman
kambrium. Ini disebabkan karena pada zaman prakambrium kebanyakan batuan
terdiri dari batuan beku dan metamorf yang mendapat tekanan dan suhu tinggi
dari gerakan-gerakan pembentukan gunung. Pada keadaan demikian tidak ada fosil
yang dapat bertahan. Umur bumi sebetulnya kira-kira 4.600 juta tahun. Namun
fosil hanya memperlihatkan catatan seperdelapan bagian terakhir dari seluruh
jarak waktu geologi.
Banyak batuan mengandung
sejumlah kecil unsur-unsur radioaktif. Unsur-unsur ini terus menerus
memancarkan partikel-partikel dan radiasi, sehingga dengan perkembangan waktu
berubah menjadi unsur baru. Para ahli dapat
menghitung umur batuan dengan mengukur jumlah relatif unsur radioaktif itu dan
unsur-unsur lain dalam batuan itu.
D. Skala Waktu Geologi
Para ahli geologi membagi sejarah bumi menjadi beberapa
interval waktu. Pembagian ini didasarkan pada kejadian-kejadian signifikan yang
terjadi selama sejarah bumi.
Eon memiliki interval waktu yang paling besar yaitu ratusan juta tahun. Eon dibagi lagi menjadi skala yang lebih kecil yang dinamakan Era. Kejadian yang signifikan selama sejarah bumi digunakan untuk menentukan batas waktu dari Era.
Era dibagi menjadi Periode, kejadian yang terjadi tidak se-siginifikan pada skala Era.
Periode dibagi lagi menjadi Epoch.
Eon memiliki interval waktu yang paling besar yaitu ratusan juta tahun. Eon dibagi lagi menjadi skala yang lebih kecil yang dinamakan Era. Kejadian yang signifikan selama sejarah bumi digunakan untuk menentukan batas waktu dari Era.
Era dibagi menjadi Periode, kejadian yang terjadi tidak se-siginifikan pada skala Era.
Periode dibagi lagi menjadi Epoch.
E. Stratigrafi Pra-Kambrium : Stratigrafi Geokronometri)
Di Indonesia, kita terutama hanya banyak bermain di hampir 1,5 % saja
episode Bumi bernama zaman Paleogen dan Neogen. Atau, manusia hanya “banyak”
tahu di hampir 12 % saja episode Bumi bernama kurun Fanerozoikum, sementara 88
% episode Bumi yaitu sejak penciptannya sampai Kambrium, pengetahuan kita
sedikit sekali. Ini adalah cerita tentang yang sedikit sekali itu,
pra-Kambrium, yang serbalangka dan serbarumit.
“Studying the Earth becomes increasingly difficult and
uncertain the further one goes back in geological time” (Robb et al.,
2004)
Berikut ini adalah uraian singkat tentang stratigrafi
pra-Kambrium (pre-Cambrian) berdasarkan beberapa sumber dan bagaimana
kabarnya di Indonesia
. Nama-nama waktu geologi diterjemahkan dari bahasa aslinya mengacu kepada
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
1980) dan Kamus Istilah Geologi (Purbo-Hadiwidjoyo, 1981)
Bumi berdasarkan pengetahuan terbaru
dibentuk pada 4560 Ma (million years ago) Kambrium dimulai pada 542 Ma
(Geologic Time Scale 2004 – Gradstein et al., 2004). Maka,
pra-Kambrium berlangsung dari 4560-542 Ma, atau meliputi sekitar 7/8 sejarah
Bumi. Sungguhpun demikian, betapa sedikitnya pengetahuan kita tentangnya. Kurun
Fanerozoikum (Phanerozoic) 542 Ma-sekarang adalah kurun
biostratigrafi, dimulai dengan melimpahnya fosil akibat Cambrian Explosion
terus sampai ke zaman Kenozoikum. Pembagiannya
ke dalam masa, zaman, kala, dan tingkat (stage, pembagian
internasional) adalah didasarkan kepada biostratigrafi. Sementara itu,
pembagian waktu pra-Kambrium didasarkan kepada geokronometri isotop-isotop
radioaktif pada mineral, batuan, dan kerak yang ditemui. Bisa dipahami sebab
kehidupan pada pra-Kambrium sangat minimal dan baru berkembang.
Seperti telah kita ketahui, secara garis besar waktu geologi dibagi menjadi
tiga kurun (eon) : Arkeum (Archean), Proterozoikum, dan
Fanerozoikum. Pra-Kambrium bukan istilah stratigrafi normal di dalam Skala Waktu
Geologi, ia hanya menunjuk kepada semua batuan dan peristiwa sebelum Kambrium.
Pra-Kambrium meliputi Kurun Arkeum dan Kurun Proterozoikum.
Kurangnya fosil yang terawetkan dan tak bervariasi, kurangnya volume
singkapan, dan meningkatnya intensitas metamorfisme dan kompleksitas tektonik,
dan tidak pastinya konfigurasi serta tataan benua-benua pada saat itu, semuanya
telah mengakibatkan penetapan skala waktu kronostratigrafi pra-Kambrium
bermasalah. Penetapan skala waktu ini diakui para ahlinya sebagai pekerjaan
yang luar biasa sulit dan membuat frustasi.
Apa yang terjadi dengan Kurun Fanerozoikum tak terjadi dengan kedua kurun
sebelumnya. Kurun Fanerozoikum bersamaan dengan daur superkontinen yang paling
baru – urutan-urutan peristiwa geologi yang dapat dipahami dengan baik tentang
bagaimana Pangaea tersusun dan terpisah-pisah kembali. Kurun ini juga bersamaan
dengan periode ketika kehidupan multisel mengalami diversifikasi dan
proliferasi yang luar biasa besarnya. Maka, tak mengherankan bila skala
waktu geologi Kurun Fanerozoikum dapat ditetapkan dengan detail, secara global
saling berkorelasi, yang metode kronostratigrafinya dikawal dengan ketat oleh
data biostratigrafi, isotop, dan magnetostratigrafi.
Meskipun demikian, para ahli
pra-Kambrium dengan segala daya upayanya, meskipun penuh kesulitan dan
frustasi, berhasil juga menyusun dan merekonstruksi geologi Kurun Arkeum dan
Proterozoikum.
Kurun Arkeum dibagi menjadi empat masa
(era) : Eoarkeum (…-3600 Ma), Paleoarkeum (3600-3200 Ma), Mesoarkeum (3200-2800
Ma), dan Neoarkeum (2800-2500 Ma). Tidak
ada lagi pembagian lebih lanjut (zaman-period, kala-epoch,
tingkat-stage). Batas bawah Arkeum tidak diketahui, batas atasnya 2500
Ma. Arkeum tak punya batas bawah sebab mandala (terrane) geologi yang
primitif yang mewakili masa ini masih terus dicari, batuan dan mineral tertua
di Bumi masih terus dicari dan umur-umur yang telah ditemukan terus bertambah
semakin tua. Mineral tertua di Bumi yang pernah ditera (dating) adalah
sebuah mineral zirkon hasil rombakan yang berasal dari sampel bernama W74,
sebuah metakonglomerat yang tersingkap di wilayah Jack Hill, Australia Barat.
Butir zirkon ini menghasilkan umur 4408 +/- 8 Ma berdasarkan geokronologi
isotop U-Pb. Di dalam sampel itu juga tercampur mineral-mineral dengan umur
4100-4300 Ma (Wilde et al., 2001 – Evidence from detrital zircons
for the existence of continental crust and oceans on the Earth 4.4 Gyr ago
: Nature 409 (6817) p. 175-178).
Meskipun batuan metakonglomerat
pengandung zirkon ini jauh lebih muda umurnya, keberadaan zirkon di dalamnya
telah menandakan adanya kerak kontinen (yaitu granitik) yang umurnya 150 juta
tahun setelah pembentukan Bumi sendiri pada sekitar 4560 Ma. Zirkon adalah mineral paling stabil dan terdapat
di dalam granit.
Batuan paling tua yang pernah ditera sampai saat ini adalah ortogenes
Acasta dari Slave Craton di Kanada, yang menghasilkan umur isotop U-Pb 4031 +/-
3 Ma (Bowring dan Williams, 1999 – Priscoan 4.00-4.03 Ga orthogneisses from
NW Canada : Contribution to Mineralogy and Petrology, 134 p. 3-16).
Sedangkan, segmen kerak Arkeum yang paling tua dan telah terpetakan dengan baik
adalah kompleks genes Itsaq (dulu disebut Amitsoq) dan jalur greenstone Isua di
Greenland. Ortogenes tertua dari Itsaq berumur
3872 +/- 10 Ma.
Apakah dapat diharapkan ditemukan segmen kerak yang lebih tua dari Itsaq ?
Mungkin kecil sebab bombardemen meteor terjadi sangat intensif menyerang Bumi
dan Bulan pada sekitar periode ini yang memuncak pada 3900 Ma (Cohen et al.,
2000 – Support for the lunar cataclysm hypothesis from lunar meteorite
impact melt ages : Science 290 p 1754-6), bombardemen ini bisa
menghancurkan kebanyakan kerak Bumi yang sudah ada sebelum 3900 Ma. Batuan
dengan umur lebih tua dari 3900 Ma jelas ada, tetapi ada pun terawetkan sangat
langka atau telah terdisagregasi sampai sekarang tinggal sebagau xenocrysts
atau detritus.
Kurun Proterozoikum bermula pada 2500 Ma dan berakhir pada 542 Ma (batas
bawah Kambrium). Kurun ini dibagi ke dalam tiga masa, dari tua ke muda meliputi
Paleoproterozoikum (2500 -1600 Ma, dibagi lagi menjadi zaman : Siderium,
Riasium, Orosirium, Staterium); Mesoproterozoikum (1600-1000 Ma, dibagi lagi
menjadi zaman : Kalimium, Ektasium, Stenium); dan Neoproterozoikum (1000-542
Ma, dibagi lagi menjadi zaman : Tonium, Kriogenium, Ediakarium).
Proterozoikum
punya potensi biostratigrafi yang lebih baik daripada Arkeum karena hadirnya
stromatolit – mikrooraganisme simbiose ganggang dan bakteri yang aktivitas
metabolisme dan pertumbuhannya di laut telah menyebabkan penjebakan sedimen,
pengikatan, dan pengendapan membentuk struktur2 seperti lapisan, sembulan, atau
kubah. Selain stromatolit yang sepanjang Proterozoikum berubah pola dan
susunannya bergantung kepada lingkungannya, potensi biostratigrafi
Proterozoikum datang dari fosil-fosil eukariotik seperti acritarch (spora alga)
yang digunakan untuk mengkorelasikan zaman-zaman di Neoproterozoikum. Fosil
paling terkenal pada kurun ini adalah kelompok fosil Ediakara yang muncul pada
ujung Proterozoikum memasuki Kambrium sehingga namanya menjadi nama zaman
paling terakhir (Ediacaran) di Kurun Proterozoikum. Meskipun demikian,
biostratigrafi di sini lebih menunjukkan lingkungannya daripada umurnya.
Kurun Proterozoikum pun dikenal dengan pernah hadirnya dua superkontinen
sebelum Pangaea, yaitu Rodinia pada Mesoproterozoikum dan Pannotia pada
Neoproterozoikum. Keberadaan kedua superkontinen ini didasarkan kepada data
geokronologi, paleomagnetisme dan penafsiran petro-tektonik.
Sebaran umur zirkon ini mirip peneraan umur zirkon dari Perth, yang diduga berasal dari Yilgarn Craton berumur
2500-4200 Ma. Maka, ditafsirkan kemudian bahwa mungkin craton ini pecah
lalu sebagian massanya sebagai continental sliver hanyut ke arah Jawa
oleh pemekaran Paleo-Tethys (?), dan akhirnya berbentur dengan Sundaland
sebelum Tersier, dan pada kala Oligo-Miosen terlibat dalam subduksi yang
menghasilkan OAF (Old Andesite Formation).
Boleh-boleh saja berpendapat begitu,
tetapi sebelum batuan dan kerak kontinen Pra-Kambrium ditemukan dan ditera di
selatan Jawa, saya sulit percaya dengan penafsiran tersebut. Beberapa butir
mineral zirkon detrital yang tercampur dalam material vulkanik
Oligo-Miosen tak serta merta membuktikan bahwa ada mikro-kontinen pra-Kambrium
di selatan Jawa, apalagi kita bisa menentukan outline mikro-kontinen
ini.
Hanya di dua tempat di Indonesia kita mempunyai sampel
berumur pra-Kambrium : mineral zirkon di selatan Jawa berumur 2500-3000 Ma dan
granodiorit di Kepala Burung berumur 1250 Ma. Memang, geologi pra-Kambrium
berarti kelangkaan dan kesulitan.
8
pelapukan
9
Air tanah
A. Air Tanah
Air
tanah adalah air
yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air
yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang
luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Selain air sungai dan air hujan,
air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga
(domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan
pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.
Ketika air merembes ke
dalam tanah, sebagian bertaut pada partikel tanah atau akar tumbuhan di bawah
permukaan. air yang tidak tertangkap sama tumbuhan itu bergerak lebih dalam
lewat rekahan tanah atau pasir dan ruang yang ada di bawah sampai lapisan
batuan yang air tersebut tidak bisa bergerak lagi. Lalu air tersebut mengisi
rekahan atau space yang tersedia di atas lapisan batuan tahan air tersebut.
Batas atas air tersebut disebut “water table” alias muka air
tanah…lalu air tersebutlah yang disebut air tanah (groundwater)
Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan
tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan
butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan
reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan.
Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah permukaan disebut air
tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di
bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah kelembaban tanah.
|
Nah penambahan air tanah itu dari
hujan yang turun menyerap ke tanah disebut “recharge water”.pengecasan
air tanah bisa juga dari saluran air buatan manusia yaitu selokan yang bocor
dan irigasi untuk pengairan para petani dan pekebun.
Air tanah dalamnya tergantung dari jumlah air
yang masuk ke dalam tanah, jadi tidak tentu, bisa dalam atau juga bisa dangkal.
Naik turunnya air tanah juga tergantung beberapa factor, yaitu curah hujan di
suatu wilayah apabila tinggi bisa menaikan muka air tanah juga apabila musim
kemarau yang curah hujannya rendah bisa menurunkan muka air tanah, contoh
gampangnya lihat aja sumur-sumur penduduk atau sumur di rumahmu, kira-kira
berapa dalamnya muka air di dalam sumur itu.
Bila lihat gambar di atas, ada
istilah “aquifer”, mungkin pembaca bertanya-tanya, apa itu aquifer ?
Aquifer
adalah suatu lapisan batuan atau tanah yang mana air tanah dapat bergerak
dengan mudah. Seberapa mudahkah air tanah bergerak didalam sana ? itu tergantung dari seberapa besar
ruang yang ada di dalam suatu aquifer tersebut dan seberapa banyak koneksi
antar ruang tersebut. besarnya ruang untuk air tanah itu disebut porositas dan
banyaknya koneksi antar ruang tersebut disebut permeabilitas.
Bila lihat
gambar itu ada istilah permeable dan impermeable, bila permeable itu yang
pori-porinya berhubungan satu sama lain jadi air tanah tersebut bisa bergerak
sesuka hati, kalau impermeable, pori-porinya tidak berhubungan jadi
sendiri-sendiri aja.
Banyak orang secara umum menganggap airtanah
itu sebagai suatu danau atau sungai yang mengalir di bawah tanah. Secara umum
airtanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil
dan atau melalui butiran antar batuan
(Model aliran airtanah melewati rekahan dan
butir batuan)
Batuan yang mampu menyimpan dan
mengalirkan airtanah ini kita sebut denganAquifer. Bagaimana interaksi kita
dalam penggunaan airtanah? Yang alami adalah dengan mengambil airtanah yang
muncul di permukaan sebagai mata air atau secara buatan. Untuk pengambilan
airtanah secara buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang
suatu gelas yang berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa
air yang berada di dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di gelas.
Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut
terus menerus pada akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin
menghisap air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih
keras atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan teknis
pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili oleh es batu)
dengan menggunakan pompa(diwakili oleh sedotan) Hal yang menarik, jika kita
tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air di dalam sedotan akan
berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan mengakibatkan pergerakan
air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan tinggi
menuju ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh
gaya gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan
laut), adanya lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan akifer, gaya
lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau fenomena lainnya yang
ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini secara umum disebut gradien aliran
air tanah (potentiometrik). Secara alamiah pola gradien ini dapat ditentukan
dengan menarik kesamaan muka airtanah yang berada dalam satu sistem aliran
airtanah yang sama. Mengapa pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi
penting? Karena disinilah kunci dari penentuan suatu daerah kaya dengan airtanah
atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah memiliki potensi airtanah
alami yang baik.
Model
aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau
sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone).
Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air
hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara
gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau celah/rekahan pada
tanah/batuan.
(Model
siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul)
Proses
penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui
suatu lapisan atau struktur
batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan
membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut
sebagai daerah luahan airtanah (discharge zone).
Perbedaan kondisi fisik secara alami
akan mengakibatkan air dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara
gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya.
Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini
selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone). Dalam
perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang
diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal
ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan
penutup dan airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang
didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan airtanah
bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan
airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk,
sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus
lapisan penutupnya.Airtanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi
terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter
kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan
disebut sebagai airtanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam itu sangat relatif).
Air tanah tertekan/ airtanah
terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis (artesian
well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial,
mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial
airtanah ini berada diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan mengalir
vertikal secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana
garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah sehingga muka airtanah
akan sama dengan muka tanah. Terakhir artesis negatif ; kejadian dimana garis
potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada
di bawah permukaan tanah..
B. Cara mengeluarkan Air tanah
Jadi, kalau tukang sumur bilang
bahwa dia akan membuat sumur artesis, itu artinya dia akan mencari airtanah
tertekan/airtanah terhalang ini.. belum tentu air nya akan muncrat dari tanah; Lalu
airtanah mana yang akan dicari? Itulah yang pertama kali harus kita
tentukan. Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Tapi
secara umum bisa kita bagi menjadi : Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
: Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran lapisan
akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita dengar dalam metode ini adalah pengukuran
geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan jenis, induce polarisation
(IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak
lagi.
Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia) : Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu media, maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral yang berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.
Untuk air yang keluar lewat sumur
dan keluar lewat sungai atau danau dari aquifernya disebut “discharge
water”.beberapa jenis sumur yang disebut artesis itu air keluar tidak perlu
dipompa karena dia keluar sendiri karena perbedaan ketinggian dengan air yang
berada di bagian aquifer atas menekan air di bagian bawah tersebut keluar
sumur, . Enak kan
kalo air tanah ga usah dipompa, bisa hemat pompa. makanya cari aja kira-kira
dimana kita bisa bor itu air tanah yang aquifernya pas di bagian paling rendah.
Cuma saratnya batas atas dan bawah aquifer tersebut, batuannya impermeable
alias kedap air.
C. Bisakah Kita Kehabisan Air Tanah
Jawabnya
bisa, penjelasannya seperti ini apabila air tanah lebih banyak disedot atau
keluar dari aquifer (discharge) daripada air hujan mengisi kembali air tanah
tersebut (recharge) maka air tanah akan habis. misalnya pada musim kemarau, air
tanah disedot habis-habisan karena kita pada kehausan sedangkan hujan tidak
kunjung turun menyirami bumi. maka muka air tanah akan turun dan semakin dalam,
pada akhirnya akan habis. Air tanah juga akan tidak berguna bila terdapat polusi
yang terkandung di dalamnya, seperti dimana polusi bisa menyerap ke dalam tanah
sehingga mencampuri kemurnian air tanah. Hal tersebut bisa berasal dari buang
sampah sembarangan dan zat-zat kimia yang terserap ke dalam tanah, juga hasil
limbah industry yang tidak bagus penanganannya, juga dari septic tank yang
bocor, tangki bensin yang bocor, pestisida danlain-lain.
D. Kerusakan sumber air
Kerusakan
sumber daya air tidak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya seperti
kerusakan lahan, vegetasi dan tekanan penduduk. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam
mempengaruhi ketersediaan sumber air.
Kondisi
tersebut diatas tentu saja perlu dicermati secara dini, agar tidak menimbulkan
kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya permasalahan adalah:
·
Pertumbuhan industri yang pesat di suatu kawasan
disertai dengan pertumbuhan pemukiman pendudukakan menimbulkan kecenderungan
kenaikan permintaan air tanah.
·
Pemakaian air beragam sehingga berbeda dalam
kepentingan, maksud serta cara memperoleh sumber air.
·
Perlu perubahan sikap sebagian besar masyarakat
yang cenderung boros dalam pengggunaan air serta melalaikan unsur konservasi.
E. Cekungan Air Tanah (CAT)
Adanya
krisis air akibat
kerusakan lingkungan,
perlu suatu upaya untuk menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya
air tanah salah satunya dengan memiliki suatu sistem monitoring penggunaan air
tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial dan atributnya. Dalam
Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air
Tanah (CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis,
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbunan, pengaliran dan
pelepasan air tanah berlangsung.
Menurut
Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua buah yaitu CAT
bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined aquifer). CAT ini
tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi masing-masing CAT
adalah :
CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m³/tahun
CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m³/tahun
Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di
bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan merupakan kebalikan dari air permukaan.
F. Sirkulasi
Lapisan
di dalam bumi yang
dengan mudah dapat membawa atau menghantar air disebut lapisan pembawa air,
pengantar air atau Aquifer, yang biasanya dapat
merupakan penghantar yang baik yaitu lapisan pasir dan kerikil, atau di
daerah tertentu, lava dan batu gampil.
Penyembuhan
atau pengisian kembali air yang ada dalam tanah itu berlangsung akibat curah hujan, yang sebagian
meresap kedalam tanah,
bergantung pada jenis tanah dan batuan yang mengalasi suatu daerah curah hujan meresap kedalam
bumi dalam jumlah besar atau kecil, ada tanah yang jarang dan
ada tanah yang kedap. Kesarangan (porositip) tidak lain ialah jumlah ruang
kosong dalam bahan tanah atau batuan, biasanya dinyatakannya dalam persen.
bahan yang dengan mudah dapat dilalaui air disebut lulus. Kelulusan tanah atau
batuan merupakan ukuran mudah atau tidaknya bahan itu dilalui air. Pasir
misalnya, adalah bahan yang lulus air melewati pasir kasar dengan kecepatan
antara 10 dan 100 sihosinya. Dalam lempeng, angka ini lebih kecil,
tetapi dalam kerikil
lebih besar.
10
Tektonik lempeng
11
Pembentukan
pegunungan
I. Deformasi dan Pembentukan Gunung atau Pegunungan
Sebelum
muncul Konsep/Teori Tektonik Lempeng dikenal Konsep Geosinklin, yang menyatakan
bahwa; Pembentukan Pegunungan, Pedataran, Cekungan; diawali dengan
pengendapan batuan sedimen pada suatu palung atau geosinklin. Pembebanan
sedimen yang terus menerus membebani batuan yang dibawahnya mengakibatkan gaya pembebanan pada
batuan sedimen yang telah ada dan terendapkan sebelumnya, sehingga batuan
termampatkan dan terlipat-lipat. Batuan yang terletak paling bawah melebur
menjadi magma.
Teori
atau Konsep mengenai Dinamika pada kerak bumi sebagaimana telah dijelaskan
terdahulu adalah Teori Tektonik Lempeng yang menyatahkan bahwa akibat dari pada
zona tumbukan oleh sebab saling mendekatinya segmen-segmen lempeng,
mengakibatkan terbentuknya zona subduksi atau jalur penunjaman, disertai
terbentuk lipatan-lipatan, patahan-patahan, naiknya magma baik melalui proses
erupsi gunungapi maupun dengan melalui celah retakan batuan membentuk batuan
intrusive. Demikian pula pada zona pemekaran akibat pemisahan segmen-segmen
lempeng kerak bumi yang berdekatan akan mengakibatkan terbentuknya
punggung-punggung tengah samudra dan aktivitas gunungapi bawahlaut. Pada Tepi
lempeng benua aktif yang saling bertumbukan atau konvergen yang membentuk
penunjaman, menghasikan peleburan parsial daripada batuan menjadi magma, kedua
lempeng kerak, selanjutnya menyebabkan terbentuknya jalur busur volkanis aktif.
Magma yang terbentuk didalam perut bumi perlahan-lahan akan bergerak ke atas
dan membentuk tubuh batuan intrusif (antara lain batholite) dekat permukaan.
Akibat
lain daripada gerak / dinamika tektonik diatas, pada bagian lain terutama
daerah yang berdekatan zona tepi interaksi antar masing-masing lempeng kerak
berada dibawah gaya
dan tekanan yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan sifat fisik batuan
penyusun lempeng kerak bumi yang kemudian disebut sebagai deformasi batuan.
Apabila tekanan melampaui batas dari daya tahan batuan makan batuan akan
membentuk Patahan dan apabila batuan pada kondisi fisik tertentu mampu untuk
mempertahankan daya elastisitasnya namun berubah karena tekanan maka batuan
akan mengalami Perlipatan, sehingga gejala dinamika sebagaimana diterangkan
menyebabkan, terbetuknya Gunung api, Pegunungan Blok (Pegunungan Patahan),
Pegunungan Lipatan.
Gambar : Proses Pembentukan Pegunungan
pada lempeng kerak bumi.
12
Vulkanisme
13
Gempa
14
Sumber daya mineral dan energi
A. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. SDA dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal. Berdasarkan bentuk yang dimanfaatkan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. SDA Materi, yaitu bila yang
dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam tersebut. contoh : siderit, limonit dapat
dilebur jadi besi/ baja
b. SDA Hayati, ialah SDA yang
berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan tumbuhan. SDA tumbuhan disebut SDA
Nabati dan hewan disebut SDA Hewani.
c.SDA
Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi yang terkandung dalam SDA tersebut.
d. SDA Ruang, adalah ruang
atau tempat yang diperlukan manusia dalam
hidupnya.
e. SDA Waktu, sebagai sumber
daya alam, waktu tidak berdiri sendiri
melainkan terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya. Berdasarkan Pembentukan :
a. Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbarui
Disebut
demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif
cepat, secara reproduksi atau siklus.
1) Perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam Hayati,
karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu
bertambah.
2) Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara terjadi
dalam proses yang melingkar membentuk siklus.
b. Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbarui
SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan atau
waktu pembentukan yang lama.
Contoh : bahan mineral, batu bara dll. berdasarkan daya pakai dan nilai
konsumtifnya, SDA ini dibagi 2, yaitu:
1) SDA YANG TIDAK CEPAT HABIS. Karena nilai konsumtifnya kecil.
2) SDA YANG CEPAT HABIS. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif tinggi.
Menurut cara terbentuknya bahan galian dibagi menjadi :
1. bahan galian magmatik
2. bahan galian pegmatit
3. bahan galian hasil pengendapan
4. bahan galian hasil pengayaan sekunder
5. bahan galian hasil metamorfosis kontak
6. bahan galian termal
B. Mineral
Mineral
adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi
kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur
murni dan garam
sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Foto dari US Geological
Survey
1. Klasifikasi dan definisi mineral
Agar dapat diklasifikasikan sebagai
mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan memiliki struktur
kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan memiliki komposisi
kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak memasukkan senyawa seperti
mineral yang berasal dari turunan senyawa organik. Bagaimanapun juga,
The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan
definisi baru tentang definisi material:
Mineral adalah
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memilili unsur kristal
dan terbentuk dari hasil proses geologi.
Klasifikasi
modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar mineral, seperti
skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz.
2. Sumber daya mineral
Prinsip-prinsip ekonomi mineral
Ekonomi mineral membicarakan tentang
nilai dan biaya tambang, investasi modal jangka panjang, cadangan, distribusi
pemilikan dan aliran mineral secara internal serta berbagai factor seperti
terjadinya mineral, ketidakpastian cadangan dan penemuan ,pengurangan, endapan,
daur ulang dan persyaratan lingkungan tambang.
Departemen
pertambangan dan energi menggolongkan mineral ke dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Kelompok A (mineral strategic),
Yang hanya dapat ditambang oleh
pemerintah, tetapi perusahaan domestik dan asing dapat menjalankan “join
venture”(patungan) dengan perusahaan pemerintah berdasarkan kontrak karya atau
persetujuan kerja sama. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah minyak bumi,
gas alam, bitumen cair, antransit, batubara, lignit, uranium, radium, thorium
dan mineral radioaktif lainnya, nikel, cobalt, dan timah.
2. Kelompok B (mineral vital)
Yang dapat ditambang oleh
BUMN, badan usaha swasta, koperasi maupun pribadi-pribadi warganegara. Badan swasta asing hanya sebagai
kontraktor pemerintah atau anggota minoritas pada perusahaan nasional. Namun
perusahaan asing boleh menjalankan eksplorasi melalui pemegang izin swasta
Indonesia. Kelompok ini
meliputi besi, manggan, molybdenum, chromit, yodim dan belerang.
3. Kelompok C (mineral lainnya)
Hanya boleh ditambang oleh perusahaan swasta
nasional. Perusahaan asing dapat member dana dan mengadakan kontrak pembelian
mineral ini. Kelompok ini meliputi gamping, tanah liat, gips, fosfat, nitrat,
asbestos, mika, granit, magnesit, jarosit, leusit, dll.
Kesimpulan
Sumber daya alam mineral (logam dan
bukan logam) merupakan bagian sumber daya alam nonhayati dan dikelompokkan ke
dalam sumber daya alam yang strategis, vital dan lain-lain. Pengelolaan sumber
daya mineral secara bertanggung jawab akan dapat membantu pembangunan
ekonomi Indonesia
tanpa merusak lingkungan.
C. Energi
Energi yang sering kita pakai sehari-hari
semakin lama semakin berkurang atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang
tidak terkontrol sehingga menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali.
Untuk itu sekarang perlu dipikirkan adanya energi alternative untuk pengganti dari energi yang
biasanya sering dipakai . Dibawah ini adalah berbagai sumber energi alternatif
yang dapat kita manfaatkan, selain akan membantu udara untuk jadi bersih,
penghematan juga akan dapat dilakukan. Angin. Tenaga kinetik angin sekarang
sudah mulai banyak dipergunakan sebagai pemutar angin dengan menggunakan turbin
angin baik untuk rumah maupun untuk keperluan bisnis. Satu turbin angin dapat
berharga dua setengah milyar rupiah sampai dengan 10 milyar rupiah, tergantung
dari ukurannya. Tapi satu turbin saja dapat menghidupi sampai dengan tiga puluh
rumah, tapi karena angin tidak selalu bertiup, tenaga cadangan harus selalu
tetap tersedia, misalnya dari PLN. Matahari.
Negara kita yang kaya
matahari tampaknya sangat cocok menggunakan sumber daya ini. Coba gunakan atap
yang terbuat dari sistem tenaga surya yang disebut sel fotovoltaik. Harganya
memang tidak murah, untuk atap ukuran standar dapat mencapai 200 juta rupiah.
Tapi sistem ini sangat mengurangi tagihan listrik pemilik rumah, apalagi dengan
sistem tagihan PLN yang ada sekarang. Biodiesel. Bahan dasar bahan bakar ini
dibuat dari tumbuhan seperti kedelai, kelapa dan sebangsanya, biodiesel adalah
bahan bakar non-toxic yang dapat dicampurkan dengan minyak diesel biasa atau
digunakan sebagaimana adanya untuk mengurangi emisi. Nuklir. Dengan bahan bakar
uranium, logam yang ditemukan di bebatuan, dan diproses di reaktor nuklir,
energi panas yang ada akan digunakan sebagai bahan untuk memutar turbin yang
ada. Sumber energi ini tidak melepaskan emisi gas rumah kaca dan tidak malah
20% sumber listrik di Amerika sudah berbahan bakar nuklir. Hidrogen. Bagaimana
caranya anda menciptakan sumber daya yang sama sekali tidak mengeluarkan apapun
kecuali air bersih? Jawabannya adalah sel bahan bakar hidrogen.
Masalah yang ada sekarang adalah untuk
memisahkan hidrogen dari bentuk komposisinya, misalnya rantai karbon atau air,
berarti menggunakan sumber daya lainnya. Penyimpanan hidrogen juga tidak mudah,
karena kepadatannya sangat rendah, maka sangatlah sulit untuk menempatkan
hidrogen dalam jumlah besar dalam ruangan yang sempit. Oleh karena itulah,
walaupun banyak kendaraan mulai menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya, masih
sulit didirikan stasiun pengisian hidrogen.
D. Sumber Daya Energi
Berbicara tentang sumber energi, biomassa
merupakan salah satu alternatif. Biomassa mengandung energi tersimpan dalam
jumlah cukup banyak Kenyataannya, pada saat kita makan, tubuh kita mampu
mengubah energi yang tersimpan di dalam makanan menjadi energi atau tenaga
untuk tumbuh dan berkembang. Pada saat kita bergerak, bahkan ketika kita
berpikir pun, energi dalam makanan akan terbakar. Dari latar belakang itulah
kini mulai digali banyak kemungkinan pemanfaatan biomassa sebagai sumber bahan
bakar nabati (biofuel). Dari bahan bakar nabati dapat dikembangkan
biokerosene (minyak tanah), biodiesel, bioetanol bahkan biopower (untuk
listrik).
Indonesia mempunyai potensi yang sangat
besar untuk menghasilkan biofuel mengingat begitu besarnya sumber daya hayati
yang ada baik di darat maupun di perairan. Menurut hasil riset Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang
berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain :
·
Kelapa
sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber bahan bakar
alternatif pengganti solar (minyak diesel)
·
Tebu,
jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain :
sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti premium.
·
Nyamplung,
algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai sumber pengganti
kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan.
Beberapa
diantara tumbuhan penghasil energi dengan potensi produksi minyak dalam liter
per hektar dan ekivalen energi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Jenis Tumbuhan Penghasil Energi
Jenis Tumbuhan
|
Produksi Minyak (Liter per Ha)
|
Ekivalen Energi (kWh per Ha)
|
Elaeis
guineensis (kelapa
sawit)
|
3.600-4.000
|
33.900-37.700
|
Jatropha
curcas (jarak pagar)
|
2.100-2.800
|
19.800-26.400
|
Aleurites
fordii (biji kemiri)
|
1.800-2.700
|
17.000-25.500
|
Saccharum
officinarum (tebu)
|
2.450
|
16.000
|
Ricinus
communis (jarak kepyar)
|
1.200-2.000
|
11.300-18.900
|
Manihot
esculenta (ubi kayu)
|
1.020
|
6.600
|
Sumber :
Business Week edisi 15 Maret 2006
Biomassa adalah satu-satunya
sumber energi terbarukan yang dapat diubah menjadi bahan bakar cair - biofuel
– untuk keperluan transportasi (mobil, truk, bus, pesawat terbang dan kereta
api). Di antara jenis biofuel yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan
bioethanol.
E. Energi dan sumber daya Mineral
Bidang energi dan sumber daya mineral juga
memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terbukti dengan
besarnya peranan sektor energi dan sumber daya mineral sebagai penyedia sumber
energi, sumber devisa, penerimaan negara, sumber bahan baku industri, wahana
alih teknologi, pendukung pengembangan wilayah, menciptakan lapangan pekerjaan
dan pendorong pertumbuhan sektor lain. Komoditi yang dihasilkan dari
sektor ini masih memegang peranan penting dalam perekonomian nasional,
menyumbang hampir mencapai 30% dari total pendapatan negara.
Perbaikan iklim investasi mutlak diperlukan
guna terus mendukung fungsi sektor energi dan sumber daya mineral sebagai
tulang punggung penggerak roda ekonomi nasional dalam tahun-tahun mendatang. Di
samping itu penyempurnaan aturan main mengenai pengelolaan produksi pemanfaatan
minyak dan gas bumi (migas) perlu terus disempurnakan guna mendukung
peningkatan devisa sebagai penerimaan negara. Dalam tahun-tahun mendatang, sektor industri akan terus menjadi konsumen
energi final yang paling besar. Berbeda dengan sektor transportasi yang
hanya mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM), sektor industri mengkonsumsi
berbagai jenis energi final, seperti BBM (35–40%), gas bumi (30–35%), batu bara
(15–18%), Liquified Petroleum Gas (LPG) (0–1%), dan listrik
(10–12%).
Di
samping itu pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) terutama untuk sektor
transportasi menjadi salah satu opsi yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan
meningkatnya harga BBM akhir-akhir ini – berkurangnya subsidi BBM – ada potensi
untuk menggeser kedudukan BBM di sektor industri oleh berbagai jenis energi
final lainnya. Gas bumi, batu bara,
dan LPG menjadi lebih kompetitif untuk digunakan sebagai energi input di sektor
industri. Belum lagi energi final lainnya yang bersumber dari nabati (biofuel)
atapun hayati (biomass), yang jika dikelola dengan baik akan merupakan sumber
energi alternatif (yang juga kompetitif) pengganti BBM. Lingkungan tektonik
Indonesia memberikan implikasi kepulauan Indonesia kaya akan sumber daya energi
dan mineral. Penelitian dan penyelidikan terhadap sumber daya energi
fosil seperti migas, Coal Bed Methane (CBM), gas hydrat dan batubara
perlu ditingkatkan agar potensi yang ada terkelola dengan optimal.
Tidak
kalah penting juga, adalah meningkatkan penemuan keberadaan endapan-endapan
mineral logam seperti tembaga, emas, nikel, dan timah yang terletak pada
busur-busur magmatik dan membentuk proses mineralisasi. Busur magmatik aktif
yang terdapat di kawasan Indonesia
ini selain membawa mineral-mineral berharga juga menghasilkan suatu sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu panas bumi. Cadangan panas bumi
yang dimiliki cukup besar untuk menunda posisi Indonesia sebagai net oil importer
dan mendukung diversifikasi energi primer bila dapat dioptimumkan
pemanfaatannya. Beberapa komoditi mineral logam yang memiliki nilai ekonomi
tinggi diantaranya emas, tembaga, timah, dan nikel, juga komoditi mineral non
logam atau mineral industri yang sangat beragam jumlahnya saat ini perlu
dikembangkan secara intensif. Indonesia
juga berpotensi besar terkena bencana geologi. Mitigasi bencana geologi sangat
penting dilakukan dalam melindungi seluruh rakyat baik jiwa maupun harta
bendanya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus